Soroti Tingginya Pengangguran di Kutim, Fitriani Desak Optimalisasi BLK dan Rekrutmen Satu Pintu
Bujurnews – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur, Fitriani, mengungkapkan keprihatinannya terkait meningkatnya angka pengangguran di wilayah tersebut. Ia menilai bahwa salah satu solusi yang perlu segera diambil adalah dengan memaksimalkan peran Balai Latihan Kerja (BLK) yang hingga kini belum optimal dalam menjangkau masyarakat.
“Selama ini, BLK yang ada di Kutai Timur belum mampu menjangkau seluruh masyarakat. Padahal, kehadirannya sangat penting untuk memberikan pelatihan dan keterampilan bagi para pencari kerja,” ujar Fitriani, Kamis (13/6/2024).
Ia mengungkapkan bahwa banyak kontraktor yang merekrut tenaga kerja lokal, namun kemudian mengirim mereka untuk pelatihan ke luar daerah seperti Jakarta dan Banjar. Hal ini menunjukkan adanya keterbatasan fasilitas dan kemampuan BLK lokal dalam menyediakan pelatihan yang memadai.
“Komunikasi antara pihak-pihak terkait perlu ditingkatkan, terutama mengingat adanya Peraturan Daerah (Perda) Ketenagakerjaan yang mengatur kuota tenaga kerja lokal. Namun, implementasinya belum efektif,” jelasnya.
Perda tersebut mengatur agar lapangan kerja harus mengalokasikan sekitar 70-80% untuk tenaga kerja lokal, namun realitanya, penerapan aturan ini masih menemui berbagai tantangan.
Selain itu, Fitriani juga menyoroti pentingnya peran Dinas Tenaga Kerja dalam proses rekrutmen. Ia mendorong agar proses rekrutmen dilakukan melalui satu pintu, yaitu Dinas Tenaga Kerja, untuk memudahkan pengawasan dan memastikan keberpihakan pada tenaga kerja lokal.
“Kita sebenarnya menginginkan agar proses rekrutmen dilakukan melalui satu pintu, yaitu Dinas Tenaga Kerja. Namun, kenyataannya perusahaan dan kecamatan juga membuka rekrutmen melalui berbagai saluran seperti website, yang membuat pengawasan menjadi sulit,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa dengan adanya sistem rekrutmen satu pintu, pemerintah dapat lebih mudah memantau dan memastikan bahwa tenaga kerja lokal yang telah mendapat pendidikan dan pelatihan dapat terserap maksimal dalam dunia kerja di Kutai Timur.
“Kita ingin agar masyarakat kita yang sudah menempuh pendidikan dan pelatihan bisa bekerja dengan maksimal di sini, di daerah kita sendiri,” pungkasnya.(adv/adl/ja)