72 Siswa SMA Ikuti Pelatihan Seni Pertunjukan Garapan Dispoparekraf Bontang
Bontang – Sebanyak 72 Siswa Menengah Atas (SMA) Sederajat mengikuti pelatihan sub sektor Ekonomi Kreatif seni pertunjukan yang digelar Dispoparekraf Bontang. Kegiatan ini digelar di Aula Disporaparekraf sejak Rabu (31/7/2024) hingga Kamis (1/8/2024) hari ini.
Peserta tampak antusias mengikuti penyampaian materi yang dibawakan narasumber Apris Tratmiko, Pendiri Sanggar Seni Kitakita Bontang. Selain mendapatkan teori, peserta juga mempraktikkan langsung ilmu yang didapat.
Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Disporaparekraf Bontang Doddy mengatakan, kegiatan ini merupakan rangkaian Pelatihan Sub Sektor Ekonomi Kreatif 2024 yang meliputi pelatihan kuliner, fotografi, musik, serta Seni Pertunjukan.
Katanya, pelatihan Sub Sektor merupakan program Unggulan Bidang Ekraf dalam rangka menumbuhkembangkan ekosistem kreatif bagi generasi muda. Terkhusus pada pelatihan Seni pertunjukan, Doddy mengungkapkan Bontang sejatinya memiliki talenta-talenta luar biasa. Hal ini dapat dibuktikan dengan sejumlah prestasi yang pernah diraih.
“Seni Pertunjukan kami pilih sebab kami pantau Bontang punya talenta yaitu Pak Apris dengan Sanggarnya, yang siswanya langganan Juara di Event Nasional FLS2N,” kata Doddy.
Sebagai target jangka pendek dan menengah, Dia berharap peserta dapat mendapatkan wawasan tentang manajemen teater setelah mengikuti pelatihan, sehingga bisa tampil di sekolah, komunitas, atau di tempat wisata.
“Untuk ke depan, harapan kami para peserta dapat menjadi pekerja seni dan tidak terpaku pada profesi konvensional seperti PNS, dokter, dan perawat misalnya,” tuturnya.
Saat membuka agenda pelatihan Subsektor pekan lalu, Kepala Dispoparekraf Bontang Rafidah menyampaikan, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk merangsang semangat kewirausahaan di kalangan pemuda, meningkatkan kemandirian peserta, serta mengasah kemampuan berpikir kreatif.
“Kami berharap melalui pelatihan ini, para peserta dapat menemukan potensi dan bakat mereka, dan tidak kalah penting pelatihan ini menghasilkan entrepreneur di subsektor tersebut,” ujar Rafidah.
Selama pelatihan, para peserta mendapatkan bimbingan langsung dari para ahli di masing-masing bidang. Peserta diharapkan dapat berinteraksi dan diskusi yang intensif dengan trainer, sehingga diharapkan mampu menyerap ilmu dengan maksimal dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam usaha kreatif.
Sementara itu, Apris Tratmiko mengatakan, karena para peserta masih pelajar dan banyak yang baru mengenal seni pertunjukan, maka materi yang disampaikan adalah teater dasar.
“Misalnya kami ajarkan mengenai akting yang baik, sambil memberikan tantangan-tantangan untuk membangun kepercayaan diri, ketenangan,dan fokus peserta,” tuturnya.
Selain teori para peserta juga diajak untuk mempraktikkan langsung materi yang didapat. Pada hari kedua pelatihan, peserta yang dibagi menjadi sepuluh kelompok diminta untuk menampilkan seni pertunjukan sederhana.
“Saya sangat senang karena peserta antusias dan mampu memproduksi pementasan teater sederhana dan tampil dengan baik,” tutur pria yang juga Guru Seni Budaya di SMKN 1 Bontang ini.
Apris meyakini seni pertunjukan memiliki prospek cerah kedepannya. Pasalnya seni merupakan budaya yang tak lekang serta dapat menarik penonton. Sifatnya yang fleksibel memungkinkan seni bisa ditampilkan di berbagai tempat dan kesempatan. Salah satunya cotohnya jika disinergikan dengan program pariwisata, tentu pertunjukan seni dapat menjadi magnet penguat yang dapat menarik pengunjung.
“Sepanjang pembinaan dilakukan dengan baik maka seni pertunjukkan akan lestari, berkembang, dan punya prospek yang baik ke depan,” tuturnya.
Dia pun mengapresiasi kepedulian Pemkot Bontang terhadap dunia seni dengan menggelar pelatihan ini. Diyakini Kegiatan ini dapat memacu tumbuhnya jumlah para pelaku seni, sekaligus membangkitkan Kembali semangat para pelaku seni pertunjukan di Kota Taman.
“Dulu memang banyak grup teater bermunculan, tapi sekarang jumlahnya berkurang. Semoga dengan kegiatan ini dapat merangsang kembali bangkitnya seni pertunjukan di Bontang,” tambah Apris.
Selain pengembangan SDM para pelaku seni juga berharap dukungan saranan dan prasarana. Salah satu harapan yang diinginkan adalah dibangunnya Gedung seni pertunjukan.
“Mimpi kami dari dulu adalah Bontang punya Gedung seni pertunjukan, semoga dapat terwujud,” katanya. (adv/ape)