Bujurnews – Festival Budaya Jawa yang berlangsung di Danau Folder Ilham Maulana, menggelar rangkaian acara yang meriah selama tiga hari, mulai dari 23 hingga 25 Agustus 2024. Acara ini, yang dikenal sebagai “Woro Woro Dulur Kutai Timur,” berhasil menarik perhatian masyarakat luas dengan berbagai pertunjukan budaya khas Jawa dan bazar yang penuh warna.
Ketua panitia, Muhammad Yasin, melaporkan bahwa festival ini menampilkan 37 stan bazar yang menjajakan beragam produk dan kuliner khas Jawa.
“Alhamdulillah, semua stan terisi penuh sejak kemarin, dan acara ini dimulai pada Jumat sore hingga Minggu sore. Kami telah menyiapkan berbagai hiburan yang bisa dinikmati oleh Bapak Ibu semua, termasuk pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Wahyu Kuncoro dari Balikpapan,” ujar Yasin dengan antusias pada Sabtu (24/08/24).
Festival ini tidak hanya menyajikan bazar, tetapi juga berbagai pertunjukan budaya seperti kuda lumping, campursari, reog, dan wayang kulit. Malam puncak festival dimeriahkan oleh penampilan wayang kulit yang menghadirkan dua artis terkenal dari Jawa, yakni Ki Bagong dan Dalang Larasati, yang diundang langsung dari Sragen.
Acara ini juga didukung oleh berbagai pihak, termasuk kontribusi dari Pemda Kutai Timur, PDAM, serta para sukarelawan yang telah bekerja keras selama berhari-hari untuk memastikan suksesnya acara ini.
“Bapak Umar, misalnya, tak pernah tidur malam demi mempersiapkan segala sesuatu. Dukungan dari banyak pihak, termasuk Pak Haji Harun yang menyumbangkan tenda, benar-benar luar biasa,” tambah Yasin.
Asisten 1 Kabupaten Kutai Timur, Pak Poniso Suryo Renggong, yang membuka acara tersebut, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini.
“Festival ini adalah wadah silaturahmi warga Jawa di Kutai Timur, sekaligus cara untuk melestarikan budaya kita. Acara ini akan menjadi agenda tahunan yang terus kami dukung,” ungkap Poniso dalam sambutannya.
Ia juga menambahkan bahwa festival ini tidak hanya menghibur masyarakat Jawa, tetapi juga seluruh warga Kutai Timur.
“Tujuan dari acara ini adalah untuk menyatukan warga melalui budaya dan kuliner, serta memberikan kebahagiaan bagi seluruh masyarakat,” lanjutnya.
Festival ini diharapkan dapat menjadi tradisi tahunan yang terus berlanjut, mempererat persaudaraan warga Jawa di perantauan, serta memperkenalkan kekayaan budaya Jawa kepada generasi muda dan masyarakat luas.
Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, festival ini menjadi contoh nyata bagaimana budaya dapat menjadi perekat masyarakat dalam kebersamaan. (mar/ja)