Musisi Tanah Air Angkat “Peringatan Darurat” ke Panggung sebagai Bentuk Protes Politik

Bujurnews – Dalam beberapa hari terakhir, video “Peringatan Darurat” telah menjadi viral di media sosial dan kini mulai muncul di atas panggung musik Indonesia. Gerakan ini diinisiasi oleh @wordfangs sebagai bentuk respons para musisi terhadap kondisi politik yang semakin memanas di Indonesia.

Video “Peringatan Darurat” ini, yang semula beredar di media sosial, telah dibuat ulang oleh @vngnc dengan resolusi tinggi untuk dapat ditampilkan pada videotron berukuran besar di berbagai panggung musik. Aksi ini menggambarkan keprihatinan para musisi terhadap situasi politik yang dianggap mengancam demokrasi dan hak-hak sipil di tanah air.

Sejumlah musisi terkemuka mulai memanfaatkan video ini dalam penampilan mereka, termasuk @kuntoajiw, @feelkoplo, @danillariyadi, @juicyluicyband, dan @realityclub. Mereka menampilkan video tersebut sebagai latar belakang selama pertunjukan mereka, menggabungkan seni dan aktivisme untuk menyampaikan pesan yang kuat kepada penonton.

Langkah ini tidak hanya menambah intensitas visual dalam penampilan mereka, tetapi juga menunjukkan solidaritas para musisi terhadap gerakan masyarakat yang kritis terhadap perkembangan politik saat ini. Aksi ini menegaskan bahwa seni dan musik dapat menjadi alat yang kuat untuk menyuarakan kegelisahan sosial dan politik, serta mengajak publik untuk lebih peduli terhadap isu-isu yang sedang berlangsung.

Keterlibatan para musisi dalam menyebarkan pesan “Peringatan Darurat” ini menunjukkan bahwa komunitas seni Indonesia tidak tinggal diam melihat perkembangan politik yang mengancam kebebasan dan keadilan. Melalui panggung musik, mereka menyampaikan bahwa seni bukan hanya soal hiburan, tetapi juga memiliki peran penting dalam memperjuangkan perubahan sosial.

Dengan semakin banyaknya musisi yang terlibat, pesan “Peringatan Darurat” ini diharapkan dapat semakin menyebar luas dan menyentuh lebih banyak lapisan masyarakat. Di tengah situasi politik yang penuh ketidakpastian, aksi ini menjadi salah satu bentuk protes yang kreatif, mengajak publik untuk tetap kritis dan memperjuangkan demokrasi di Indonesia. (*)