DPRD Bontang Desak Pemkot Tingkatkan Alokasi Anggaran Penanganan Stunting
Bujurnews — Anggota DPRD Bontang dari Fraksi Gabungan PAN, Demokrat, dan Gelora, Sumardi, mengkritisi alokasi anggaran untuk makanan tambahan bergizi bagi anak balita di posyandu, yang dinilai terlalu kecil.
Ia menyebutkan bahwa anggaran sebesar Rp 237 juta yang dialokasikan untuk tiga kelurahan dengan kasus stunting tertinggi di Bontang sangat tidak mencukupi. Dengan anggaran tersebut, setiap anak hanya menerima sekitar Rp 90 ribu per tahun.
“Jumlah ini sangat kecil untuk anak-anak yang seharusnya mendapatkan asupan makanan bergizi. Anggaran kesehatan kota mencapai Rp 495 miliar, tapi untuk makanan balita hanya segitu,” ujar Sumardi pada Senin (14/10/2024).
Tiga kelurahan di Bontang, yakni Bontang Lestari, Berbas Pantai, dan Tanjung Laut Indah, tercatat memiliki prevalensi stunting yang cukup tinggi, dengan Bontang Lestari menempati posisi teratas dengan angka 35 persen.
Sumardi mendesak agar Pemkot Bontang meningkatkan perhatian terhadap masalah stunting, khususnya di daerah pesisir yang menurutnya membutuhkan perhatian khusus.
“Dana untuk penanganan stunting sangat kecil, tolong ditingkatkan. Kami juga sudah mendorong Dinas Kesehatan untuk membentuk tim khusus penanganan stunting di wilayah pesisir,” tambahnya.
Sebagai kota yang memiliki pendapatan besar dari sektor industri, Sumardi menilai Bontang seharusnya bisa memberikan perhatian lebih terhadap masalah sosial seperti stunting. Ia merasa bahwa ketidakseriusan pemerintah dalam menangani isu ini bisa mencoreng citra kota yang kaya.
“Bontang adalah salah satu kota terkaya, tetapi untuk hal-hal sosial seperti stunting malah kurang diperhatikan. Ini memalukan jika kita tidak bisa menyelesaikan masalah ini dengan cepat,” tegasnya.
Sumardi meyakini bahwa jika pemerintah benar-benar serius dan konsisten, masalah stunting dapat teratasi dalam waktu relatif singkat.
“Jika serius dan konsisten, masalah stunting bisa diselesaikan dalam waktu satu bulan,” tandasnya. (ape/adv)
