Iran Tegaskan Tidak Ada “Garis Merah” dalam Pertahankan Kepentingan setelah Serangan Misil ke Israel
Bujurnews – Diplomat senior Iran, Abbas Araghchi, menegaskan bahwa Iran tidak akan mengenal “garis merah” dalam upayanya melindungi rakyat dan kepentingan nasional menjelang potensi balasan dari Israel. Pernyataan ini menyusul serangan Iran yang meluncurkan 200 misil ke Israel pada 1 Oktober.
Araghchi menekankan bahwa setiap respons dari Israel akan “mematikan, tepat, dan mengejutkan.” Saat ini, ia berada di Baghdad untuk membahas situasi konflik yang berkembang di Gaza dan Lebanon dengan pejabat Irak. Diskusi tersebut bertujuan menciptakan keamanan dan stabilitas di kawasan yang terus memanas.
Selain kunjungan ke Baghdad, diplomat teratas Iran ini juga akan melanjutkan perjalanan diplomatiknya ke Oman setelah sebelumnya bertemu dengan Perdana Menteri Qatar. Pertemuan dengan Qatar merupakan bagian dari upaya mediasi dalam mengamankan gencatan senjata di Gaza serta kesepakatan damai di Lebanon.
Dalam wawancara terbarunya, Araghchi menegaskan bahwa Iran “tidak menginginkan perang” namun “tidak takut menghadapi perang.” Ia menekankan pentingnya kesiapan Iran untuk menghadapi segala bentuk ancaman, terutama di tengah ketegangan yang meningkat di kawasan Timur Tengah.
Qatar, yang dikenal aktif dalam proses mediasi regional, memainkan peran penting dalam upaya menciptakan gencatan senjata di Gaza dan mencapai kesepakatan perdamaian di Lebanon. Namun, dengan situasi yang semakin tegang antara Iran dan Israel, banyak pihak menanti langkah selanjutnya di tengah dinamika geopolitik yang kompleks ini.
Ketegangan antara Iran dan Israel terus meningkat, dan dunia internasional kini mengamati dengan cermat, berharap agar situasi tidak berujung pada eskalasi lebih lanjut. (ape)