Hujan Deras Picu Longsor di Merdeka Timur-Pelita 3, PUPR Samarinda Siapkan Solusi Jangka Panjang
Bujurnews, Samarinda – Hujan deras yang mengguyur Kota Samarinda dalam beberapa hari terakhir memicu longsor di sejumlah titik. Salah satunya terjadi di jalan penghubung Jalan Damai 2, Samarinda Ilir, menuju Jalan Sultan Sulaiman (Pelita 3), Kecamatan Sambutan. Longsoran tersebut menyebabkan jalan beton di bagian atasnya patah, mengganggu akses pengguna jalan.
Selain itu, pergerakan tanah juga turut mementaruhi area Jalan Merdeka Timur, Kecamatan Sungai Pinang, yang menghubungkan akses ke Jalan Damai 2, Samarinda Ilir. Akses tersebut bahkan telah ditutup sejak Rabu (18/12) karena tim Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Samarinda masih melakukan pembersihan sedimentasi yang menutup badan jalan.
Kepala UPTD Pemeliharaan Jalan dan Jembatan DPUPR Samarinda, Hendra Gunawan, menjelaskan bahwa karakteristik tanah di lokasi tersebut berupa lempung dengan kadar air tinggi, menjadi penyebab utama pergerakan tanah. Kondisi ini diperburuk dengan adanya cekungan di bagian atas yang menampung air hujan, serta curah hujan yang tinggi di akhir tahun. “Kami sudah melakukan penanganan beberapa kali, namun pergerakan tanah terus terjadi,” ungkap Hendra pada Jumat (27/12/2024).
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Samarinda, Desy Damayanti, memastikan bahwa pihaknya sedang menyusun solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan ini. “Kami sedang mengevaluasi teknis apakah akan memperbaiki jalan dengan pemasangan pondasi tambahan atau melakukan penanganan lain,” jelasnya terpisah.
Sebagai solusi permanen, Kabid Bina Marga DPUPR Samarinda, Budy Santoso, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengusulkan anggaran sebesar Rp2,9 miliar dalam APBD 2025 untuk proyek pemangkasan bukit di area longsor. “Opsi pemangkasan kami pilih karena lebih efektif dan efisien dibandingkan membangun turap,” ujarnya. Proyek ini direncanakan dimulai awal Januari 2025 dengan estimasi pengerjaan selama tiga bulan.
Untuk sementara waktu, akses Jalan Merdeka Timur masih ditutup demi keamanan pengendara. Tim gabungan dari DPUPR Samarinda dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda telah diterjunkan untuk melakukan pembersihan material longsor dengan menggunakan alat berat.
Kepala BPBD Samarinda, Suwarso, menjelaskan bahwa longsor di kawasan tersebut cukup parah, bahkan beberapa kendaraan roda dua sempat terjatuh akibat jalan yang licin. “Tanah bercampur air membuat kondisi sangat rawan. Kami terus berkoordinasi dengan DPUPR untuk melakukan penanganan lebih lanjut,” terangnya.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan di Samarinda selama dua pekan terakhir menunjukkan intensitas yang tinggi, dengan hujan ringan hingga lebat terjadi hampir setiap hari. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya longsor di daerah rawan.
Pemerintah Kota Samarinda berharap solusi permanen ini dapat segera mengatasi risiko longsor, sehingga akses masyarakat kembali normal dan aman. (ape)