KotaSamarinda

Polemik Program Makan Bergizi Gratis di Samarinda: Dari Teknis Hingga Larangan Dokumentasi

Bujurnews, Samarinda – Pogram Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah lama dinanti di Samarinda, Kalimantan Timur, mengalami penundaan pelaksanaan. Rencana awal untuk memulai distribusi makanan bergizi pada Senin (13/01/2025) harus tertunda karena kendala teknis operasional. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda, Asli Nuryadin, menjelaskan bahwa hingga saat ini persiapan teknis dapur umum masih belum rampung, sehingga distribusi makanan belum bisa dilakukan.

“Kita harus memastikan semua dapur umum siap, termasuk proses distribusi ke sekolah-sekolah. Persiapan ini memerlukan waktu karena menyangkut teknis, SDM, dan kelengkapan fasilitas,” ujar Asli ketika dihubungi awak Bujurnews pada Jum’at (17/01/2025).

Pelaksanaan program MBG di Samarinda didukung oleh tiga dapur umum yang dikelola oleh Satuan Pemenuhan Badan Gizi (SPBG). Namun, hanya satu dapur umum yang telah siap beroperasi. Komandan Kodim 0901/Samarinda, Kolonel Inf Yusub Dody Sandra, menyebut bahwa kapasitas produksi ketiga dapur tersebut diproyeksikan mencapai 3.000 hingga 3.500 porsi per hari, tetapi saat ini belum semua dapur dapat berfungsi optimal.

“Kami masih menunggu perlengkapan dapur yang sedang dalam perjalanan dari Bogor dan Jakarta. Ini menjadi tantangan besar karena logistik sangat berpengaruh pada kesiapan operasional,” jelas Kolonel Yusub.

Sebagai langkah antisipasi, katering lokal yang memenuhi standar Badan Gizi Nasional (BGN) disiapkan sebagai alternatif sementara hingga semua dapur umum siap digunakan.

Selain persoalan teknis, perbedaan harga per porsi makanan di Samarinda dibandingkan dengan daerah lain turut menjadi perhatian. Biaya rata-rata untuk setiap porsi makanan di Samarinda mencapai Rp10.000, lebih tinggi dari daerah lain, terutama di Pulau Jawa.

Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk mengalokasikan anggaran tambahan jika diperlukan. “Kami siap menutup kekurangan anggaran demi kelancaran program MBG. Ini adalah prioritas utama bagi Pemkot Samarinda,” tegasnya.

Namun, dukungan anggaran dari pemerintah pusat dan provinsi masih menjadi isu yang perlu diselesaikan. Saat ini, Pemkot Samarinda telah mengalokasikan 6,5 persen dari total APBD untuk mendukung program ini.

Program MBG ini juga melibatkan mitra lokal seperti CV Ratna Akbar, yang telah bekerja sama dengan Yayasan Welas Asih, salah satu mitra Badan Gizi Nasional untuk memenuhi pasokan harian makan siang peserta didik.

Dapur umum yang dinaungi CV Ratna Akbar yang berlokasi di Jalan P Antasari, RT 04, Gg Keluarga, Nomor 10, Kelurahan Air Putih, Samarinda Ulu, itu sempat menimbulkan kehebohan di kalangan masyarakat lantaran spanduk yang terpasang di depannya.

Sopian, selaku Ketua RT 04, Kelurahan Air Putih, mengakui bahwa rumah tersebut direncanakan sebagai dapur umum. Namun ia belum mendapatkan informasi lanjutan. Ia menyambut baik pembangunan dapur umum tersebut, sambil mengingatkan potensi keamanan dan limbahnya.

Dikonfirmasi secara terpisah Akbar, penanggung jawab dapur CV Ratna Akbar, menyebut bahwa persiapan dapur mereka telah sesuai dengan standar nasional, termasuk keterlibatan ahli gizi dan koki profesional.

“Kami sudah memulai persiapan sejak beberapa bulan lalu. Hingga kini, ada 21 pekerja yang direkrut untuk memastikan kelancaran operasional dapur,” ujar Akbar.

CV Ratna Akbar bertugas menyediakan 3.051 porsi makanan per hari untuk enam sekolah di Kecamatan Samarinda Ulu. Namun, administrasi dan kendala lainnya membuat distribusi massal baru dapat dimulai pada awal Februari 2025.

Sebagai langkah awal, delapan sekolah percontohan akan menjadi penerima manfaat program MBG di Samarinda, termasuk SDN 004 Samarinda Utara, SMPN 29 Samarinda, dan Pesantren Darul Falah. Total penerima manfaat dari uji coba ini mencapai 3.005 siswa.

Distribusi makanan akan dilakukan dari dapur utama yang berlokasi di Samarinda Utara, dengan pengawasan ketat untuk memastikan kualitas makanan sesuai standar.

Meski menghadapi sejumlah tantangan, baik teknis maupun administrasi, optimisme tetap disuarakan oleh para pihak yang terlibat. Kepala Disdikbud Samarinda menegaskan bahwa semua upaya tengah difokuskan agar siswa segera mendapatkan manfaat dari program ini.

Dengan komitmen pemerintah daerah, dukungan mitra lokal, dan kesiapan operasional yang terus dimatangkan, diharapkan program MBG dapat segera berjalan lancar. Program ini tidak hanya menjadi langkah penting dalam meningkatkan gizi siswa tetapi juga menjadi wujud nyata kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat.(ape/ja)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button