Kota

Pembangunan Kota Boleh Maju, Sawah Jangan Tergusur

Penulis : Jose pandean

(Mahasiswa S1 Pemerintahan Integratif, FISIP-Universitas Mulawarman)

Bujurnews.com, Samarinda – Ketika Presiden Jokowi menetapkan kalimantan Timur sebagai Lokasi Ibu kota Negara (IKN) yang baru,jalan dibuka,hutan dibabat dan lahan-lahan persawahan mulai menghilang. IKN digadang-gadangkan sebagai simbol kemajuan,perpindahan pusat kekuasaan dan keseimbangn pembanguna nasional,mulai ributnya suara-suara pembangunan Gedung-gedung bertingkat, jalan dan masih banyak lagi teknologi. Tetapi dibalik semuanya itu ada yang kini semakin memudar bahkan menghilang :suara sawah, suara petani dan suara desa.

Kini sawah-sawah di sekitar Kawasan Pembangunan mulai tergeser,sawah-sawah yang tersisa kini perlahan mulai kehilangan fungsinya.Harga tanah melambung,lahan-lahan persawahan berubah menjadi kavling dan penduduk desa pindah ke sektor jasa yang lebih menjanjikan di kota yang katanya ‘’masa depan bangsa’’.

Yang menjadi pertanyaan penting jika semua orang pindah ke kota baru maka siapa yang menanam di sawah yang lama?.Kota butuh makan, beton dan Gedung-gedung tinggi tidak bisa dimakan,kabel-kabel optik tidak bisa menjadi sayur. Dalam Pembangunan yang sangat ambisius ini, negara justru melupakan bahwa kemandirian pangan tak bisa di bangun hanya dari anggaran dan narasi saja tetapi semuanya itu dari sawah-sawah yang kini justru semakin menyusut dan terpinggirkan.

Petani bukan bagian dari proyek IKN,tetapi para petani akan menanggung dampak dari pembangunan IKN ini ,hilangnya sumber penghasilan bagi para petani dan tidak adanya lahan pekerjaan. Petani tidak pernah diajak bicara soal bagaimana arah Pembangunan,tetapi ikut juga merasakan dampak dari Keputusan-keputusan besar yang dibuat dari balik meja oleh para pemegang kekuasaan.Petani juga perlu mengetahui kemana arah kebijakan yang dibuat oleh segelintir pemegang kekuasaan  ini karna petani juga merupakan bagian dari negara ini.

Ini bukan tentang penolakan terhadap pemindahan Ibu kota baru tetapi ini menjadi salah satu tolak ukur bahwa sawah juga bagian dari masa depan negara, jika pemerintah serius  dalam membangun IKN sebagai Ibu kota berkelanjutan maka pemerintah juga harus memperhatikan keberlanjutan pertanian ( pangan ),air dan ruang hidup harus jadi prioritas utama dalam mambangun Ibu kota baru bukan hanya sekedar taman hijau yang estetik di Tengah Gedung pencakar langit.

Jangan sampai dimasa yang akan datang kita memiliki kota yang canggih tetapi Masyarakat  merasakan kelaparan, jangan sampai demi masa depan yang baru , kita mengorbankan pondasi yang sudah kita bangun sejak lama,karena  secanggih apapun kota itu tak akan bertahan jika     tanpa sawah, karna kota yang baik dan kuat itu didasari dengan ketahan pangan yang terus berkelanjutan sehingga kota itu memiliki dasar yang kuat. (*)

*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi bujurnews.com

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button