
Penulis : Andri Yunus
(Mahasiswa S1 Pemerintahan Integratif, FISIP-Universitas Mulawarman)
Bujurnews.com, Samarinda – Di tengah kemegahan pembangunan ibu kota negara Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, ada satu fakta yang seolah-olah lupa diperhatikan. Dimana infrastruktur dasar di beberapa daerah penyangga IKN masih jauh dari kata layak. Salah satunya adalah Kabupaten Kutai Barat. Dimana saat proyek-proyek megastruktur berdiri megah di kawasan inti IKN, dimana jalan jalan di Kutai barat justru masih dipenuhi lubang sepanjang jalan, bahkan nyaris tak bisa dilalui saat hujan deras datang.
Hal ini bukan hanya soal kenyamanan berkendara. Namun jalan yang rusak parah dapat berdampak langsung pada kehidupan masyarakat. Akses ke fasilitas kesehatan menjadi terhambat,akses transportasi hasil panen masyarakat menjadi terhambat dan berdampak pada angkutan logistik yang melonjak sehingga berdampak pada kebutuhan harga bahan pokok pun ikut naik. Tak sedikit warga yang mengeluh dimana jalan yang menghubungkan kecamatan mereka menjadi “lumpur abadi” saat musim hujan turun dan ditambah dengan lubang di jalan, yang dapat memutus akses jalan mereka.
Kutai Barat bagian dari Kalimantan Timur memiliki posisi yang tak bisa diabaikan, kabupaten ini merupakan salah satu wilayah penyangga IKN, yang seharusnya menjadi bagian dari pemerataan pembangunan dengan hadirnya IKN. Namun yang terjadi pusat pemerintahan baru yang disebut dengan anggaran besar dan perhatian penuh, sementara jalan-jalan yang menjadi urat nadi aktivitas warga Kutai Barat dibiarkan rusak selama bertahun-tahun. Solusinya tidak hanya soal proyek besar. Perbaikan jalan utama, peningkatan kualitas jalan penghubung kecamatan-kecamatan dan pemeliharaan rutin yang konsisten akan terasa manfaatnya bagi warga. Melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pengawasan pembangunan dapat memastikan bahwa proyek yang dilakukan dapat dijalankan benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat lokal.
Semangat pemindahan Ibu Kota keluar jawa adalah semangat pemerataan pembangunan. Dimana pemerintah pusat dan daerah harus memastikan bahwa infrastruktur dasar penyangga kabupaten-kabupaten, seperti Kutai Barat dapat di bangun secara bersamaan dan berkelanjutan. Dimana pembangunan bukan hanya tentang apa yang dilihat dari udara, tetapi apa yang dirasakan masyarakat di daratan. Jalan di Kutai Barat merupakan simbol harapan, bahwa pembangunan IKN bukan hanya membangun yang baru tetapi juga memperbaiki apa yang sudah lama tertinggal. Di Tengah pembangunan kemegahan IKN jangan biarkan daerah penyangga menjadi penonton saja. Karena tanpa jalan yang baik, harapan masyarakat pun sulit ikut sampai. (*)
*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi bujurnews.com