Smart City Samarinda Diuji: Inovasi Belum Sentuh Masalah Banjir

Penulis : Rendy Setiawan
(Mahasiswa S1 Pemerintahan Integratif, FISIP-Universitas Mulawarman)
Bujurnews.com, Samarinda – Pertumbuhan kota samarinda dari segala aspek mulai dari Pembangunan infrastruktur peningkatan ekonomi yang menunjang kehidupan Masyarakat, pelayanan public yang berbasis digital dilakukan pemerintah untuk menjadikan ibu kota Kalimantan timur ini menjadi pusat kota yang selalu menjadi prioritas Masyarakat untuk dikunjungi. Namun di balik upaya pemerintah menjadikan kota samarinda menjadi smart city yang mampu beradaptasi pada segala bentuk perubahan globalisasi, terdapat fakta yakni banjir yang menjadi masalah serius seperti benang kusut di kota samarinda. Ketika hujan turun sejumlah jalan tergenang air begitu juga dengan pemukiman penduduk tak luput dari genangan air.
Kecamatan samarinda utara merupakan titik kerawanan banjir, Ketika hujan lebat turun sampai beberapa jam daerah ini akan cepat tergenang air, yang mengakibatkan terhambatnya kegiatan Masyarakat yang menggunakan jalan di sekitar. Ketika Masyarakat mencoba memaksa melewati genangan air untuk melakukan aktivitas mati kendaraan akan terjadi. Tidak hanya di bagian samarinda utara di teluk lerong ulu jalan pangeran antasari juga ikut tergenang air, mengakibatkan banyak nya kendaraan yang berhenti untuk menunggu air surut dan melanjutkan aktivitas, banjir di atas ketinggian 50 cm membuat beberapa aktivitas Masyarakat terganggu seperti jalanan macet,terlambat ke tempat kerja, toko-toko tutup sementara ekonomi Masyarakat ikut terganggu akibat banjir.
Ketika air belum kunjung surut banyak anak-anak yang menggunakan kesempatan ini untuk berenang di genangan air tanpa memikirkan resiko buruk yang bisa saja terjadi, mirisnya orang tua hanya melihat dan membiarkan anak-anak mereka mandi di genangan banjir. Ketika luapan air dari Sungai terjadi banyaknya sampah Masyarakat ikut terbawa arus Sungai. Faktor Tingginya curah hujan dan di ikuti kebiasaan Masyarakat yang tidak membuang sampah pada tempatnya ikut memperparah banjir yang merendam kota samarinda. Semakin padatnya penduduk yang membuat pemukiman tempat tinggal menjadi sempit
hal ini mengakibatkan tata wilayah kota yang tidak beraturan juga menjadi faktor banjir di kota samarinda. Banjir seperti tradisi yang menjadi bagian dari kota samarinda, Ketika turun hujan. Kurangnya kesadaran Masyarakat terhadap lingkungan yang bersih menjadi tugas pemerintah untuk memberikan kesadaran betapa pentingnya untuk tidak membuang sampah sembarangan. Masyarakat sadar akan lingkungan yang bersih itu penting Ketika sudah terdampak banjir. Jika pola hidup yang buruk terhadap lingkungan terus-menerus dilakukan Masyarakat bukan tidak mungkin beberapa tahun kedepan samarinda akan tenggelam.
Kesadaran terhadap lingkungan tidak bisa dilakukan oleh Masyarakat akan tetapi pemerintah juga harus ikut andil sebagai pembuat kebijakan.Kerjasama pemerintah dan Masyarakat dibutuhkan untuk membangun kesadaran akan lingkungan dan semangat gotong royong, karena dengan kolaborasi dari berbagai pihak masalah banjir di samarinda bisa diatasi dan tidak terulang Ketika hujan lebat melanda. Pemerintah sebagai penentu arah kebijakan harus lebih responsif dan memberikan perhatian khusus untuk menangani masalah banjir di kota samarinda. (*)
*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi bujurnews.com