KaltimSamarinda

Pemkot Samarinda Tanggapi Banjir: Fokus Mitigasi dan Kebersihan Sungai Karang Mumus

Bujurnews, Samarida – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda merespons serius banjir yang melanda kota pada 12 Mei 2025 dengan memperkuat langkah-langkah mitigasi dan menekankan pentingnya menjaga kebersihan Sungai Karang Mumus (SKM). Wakil Wali Kota Samarinda, H. Saefuddin Zuhri, S.E., M.M., menyoroti peran strategis SKM dalam sistem pengendalian air dan pencegahan banjir.

Dalam wawancaranya bersama TVRI Kalimantan Timur di Pangkalan Pungut Sampah SKM, Jalan KH. Abdul Muthalib pada Rabu (14/05/2025), Saefuddin Zuhri menyampaikan bahwa kebersihan sungai harus menjadi perhatian serius seluruh pihak. Menurutnya, SKM tidak hanya berfungsi sebagai jalur transportasi, tetapi juga sebagai alur utama untuk mengalirkan air dari sistem drainase dan parit di Kota Samarinda.

“Kita harus menjaga Sungai Karang Mumus agar aliran air dari berbagai titik di kota dapat segera mengalir ke Sungai Mahakam. Jika aliran ini terhambat oleh sampah, maka risiko banjir akan meningkat,” ujar Saefuddin.

Ia juga menambahkan bahwa sistem pengendalian banjir yang ada, seperti folder, drainase, dan pemeliharaan anak sungai, seluruhnya bermuara ke SKM. Oleh karena itu, kebersihan sungai menjadi elemen penting yang harus dijaga agar air tidak tertahan dan dapat segera surut pascahujan.

Banjir yang terjadi pada 12 Mei 2025 berdampak signifikan bagi warga Samarinda. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda mencatat bahwa sebanyak 4.414 jiwa dari 1.235 kepala keluarga terdampak banjir yang merendam tiga kelurahan, yaitu Sempaja Timur, Gunung Lingai, dan Temindung Permai. Ketinggian air mencapai hingga 1,7 meter di beberapa titik, memaksa warga mengungsi ke tempat yang lebih aman. Selain itu terdapat pula korban jiwa seorang balita yang terseret arus, juga seorang pria yang tersengat listrik saat kejadian terjadi.

Selain itu, banjir juga menggenangi 12 ruas jalan utama di kota, termasuk Jalan Siradj Salman, Jalan Arisco Blok CC1, dan Jalan Kusuma Bangsa. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie turut terdampak, dengan beberapa bagian fasilitasnya terendam air.

Wakil Wali Kota Saefuddin Zuhri mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama di aliran-aliran air. Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dinilai sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan sekaligus mengurangi risiko banjir.

Dalam kesempatan yang sama, Saefuddin memberikan apresiasi kepada para aktivis lingkungan yang telah berkontribusi menjaga ekosistem SKM. Salah satunya adalah Misman, seorang penggiat lingkungan asal Samarinda, yang pada tahun 2023 lalu menerima penghargaan Kalpataru untuk kategori Perintis. Selama belasan tahun, Misman secara konsisten menjaga keberlangsungan sungai agar tetap bersih dan berfungsi sebagaimana mestinya.

Pemkot Samarinda telah mengerahkan 16 unit perahu karet untuk membantu evakuasi warga terdampak banjir. Tim gabungan dari BPBD, relawan, dan forum PRB telah bergerak cepat untuk menyelamatkan warga, termasuk empat orang dengan kondisi kesehatan khusus yang berhasil dievakuasi dan mendapatkan perawatan medis di puskesmas setempat.

Sebagai langkah jangka panjang, Pemkot Samarinda bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur merancang pembangunan kolam retensi di kawasan Damanhuri dan mempercepat pembangunan pintu air serta normalisasi aliran SKM. Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menyatakan bahwa proyek-proyek ini menjadi prioritas utama untuk mengatasi masalah banjir yang kerap melanda kota. (ape/ja)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button