
Bujurnews, Jakarta – CEO Nvidia, Jensen Huang, memperingatkan bahwa perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI) tidak hanya membawa dampak positif dalam peningkatan produktivitas, tetapi juga berpotensi menambah jumlah pengangguran di masa depan. Hal ini disampaikan Huang dalam wawancara dengan CNN Internasional, Selasa (15/7/2025).
“Ketika dunia kehabisan ide, peningkatan produktivitas justru berarti hilangnya pekerjaan,” ujar Huang, yang saat ini memiliki kekayaan lebih dari Rp 2.300 triliun.
Menurutnya, agar lapangan pekerjaan tetap tersedia, masyarakat dan industri harus terus melahirkan inovasi. Tanpa adanya ide-ide baru, kemajuan teknologi justru dapat mengurangi kebutuhan tenaga kerja.
“Pertanyaannya adalah, apakah kita masih memiliki cukup ide dalam masyarakat? Jika iya, dan kita lebih produktif, maka kita tetap bisa tumbuh,” tambahnya.
Semua Pekerjaan Akan Terdampak AI
Huang juga menyebut bahwa semua jenis pekerjaan akan terdampak oleh AI. Beberapa bahkan diperkirakan akan hilang sepenuhnya, namun di sisi lain, teknologi ini juga dinilai mampu menciptakan jenis-jenis pekerjaan baru yang belum pernah ada sebelumnya.
“Semua pekerjaan terdampak, sebagian akan hilang. Namun banyak pekerjaan baru yang akan tercipta. Saya berharap peningkatan produktivitas dapat membawa kemajuan untuk masyarakat,” katanya. Huang mengakui bahwa bahkan pekerjaannya sendiri ikut terdampak oleh kemajuan AI. “Tapi saya tetap melakukan pekerjaan saya,” tambahnya.
Ancaman Serius di Dunia Ketenagakerjaan
Kekhawatiran tentang dampak AI terhadap ketenagakerjaan bukan hanya disuarakan oleh Huang. CEO Anthropic, Dario Amodei, juga menyatakan bahwa AI akan menciptakan gangguan besar dalam pasar kerja. Ia memperkirakan hingga separuh pekerjaan kerah putih tingkat pemula bisa hilang dalam waktu lima tahun ke depan, disertai dengan lonjakan pengangguran hingga 20%.
Hasil survei Adecco Group pada 2024 juga mendukung prediksi ini. Sebanyak 41% CEO menyatakan bahwa AI akan mengurangi jumlah tenaga kerja di banyak perusahaan dalam lima tahun ke depan. Sementara itu, survei Forum Ekonomi Dunia pada Januari lalu menunjukkan bahwa 41% pemberi kerja diperkirakan akan memangkas jumlah karyawan mereka karena otomatisasi AI pada tahun 2030.
(Ly/Ja)