HeadlineNasional

Kandungan Susu MBG Hanya 30 Persen, Pakar IPB Jelaskan Fakta Ilmiahnya

Bujurnews.com – Kandungan susu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) viral di media sosial setelah publik menyoroti label yang mencantumkan bahwa produk tersebut hanya mengandung 30 persen susu segar. Namun, tim pakar Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan bahwa angka tersebut tidak berarti kandungan gizinya berkurang atau dimanipulasi.

Anggota tim pakar BGN sekaligus Guru Besar Ilmu dan Teknologi Susu Fakultas Peternakan IPB, Prof. Epi Taufik, menjelaskan bahwa secara alami susu sapi segar memang terdiri dari 88 persen air dan 12 persen bahan kering yang mencakup lemak, protein, karbohidrat (laktosa), dan mineral.

“Susu sapi segar, terutama dari sapi Frisian Holstein (FH), juga susu kambing, dan bahkan ASI, kandungan utamanya adalah air,” kata Prof. Epi dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/10).

Menurutnya, banyak masyarakat belum memahami fakta ilmiah tersebut, sehingga muncul kesalahpahaman bahwa susu MBG dianggap telah dimanipulasi.

Epi menegaskan, susu MBG dibuat mengikuti spesifikasi resmi BGN dan Peraturan BPOM No. 13 Tahun 2023, khususnya kategori 01.1.2 tentang Susu Cair Plain lain dalam bentuk Susu Lemak Penuh Rekombinasi.

Susu MBG, kata dia, mengandung bahan baku susu segar minimal 20 persen, yang kemudian diperkaya dengan padatan susu sehingga kandungan gizinya setara dengan susu segar murni.

“Kandungan kalsium tidak kurang dari 15 persen daily value, kadar lemak tidak kurang dari 3 persen, kadar protein tidak kurang dari 2,7 persen, dan kadar karbohidrat serta mineral tidak kurang dari 7,8 persen,” jelasnya.

Epi menambahkan, meskipun susu MBG mengandung 20–30 persen susu segar, bukan berarti sisanya hanya air. Kandungan gizi tetap memenuhi standar susu segar, karena padatan susu yang digunakan berfungsi menambah nilai nutrisi.

Lebih lanjut, Epi menjelaskan bahwa porsi susu segar dalam MBG ditentukan dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku lokal. Saat ini, produksi susu segar nasional hanya mencukupi sekitar 20 persen kebutuhan dalam negeri.

“Produksi susu segar kita kurang dari 1 juta ton per tahun. Sebelum ada MBG saja, kebutuhan nasional sudah harus ditutupi dengan impor sekitar 80 persen,” katanya.

Presiden Prabowo Subianto sebelumnya meminta agar susu untuk program MBG menggunakan 100 persen bahan baku susu segar produksi dalam negeri. Namun, dengan kapasitas produksi yang masih terbatas, kebijakan tersebut belum bisa diterapkan secara penuh tanpa meningkatkan impor.

Karena itu, tahap awal program MBG menggunakan minimal 20 persen susu segar lokal, dan porsinya akan ditingkatkan secara bertahap seiring peningkatan produksi peternak sapi perah dalam negeri.

“Ini langkah realistis untuk menjaga keberlanjutan program tanpa menambah impor,” tutur Epi.

Epi mengimbau masyarakat untuk tidak langsung menarik kesimpulan dari label komposisi tanpa memahami konteks ilmiahnya. Kandungan 30 persen susu segar bukan berarti kualitas gizi rendah, melainkan hasil formulasi ilmiah yang disesuaikan dengan regulasi dan kondisi produksi nasional.

“Yang penting adalah kandungan gizi susu MBG lemak, protein, karbohidrat, dan mineral—tetap setara dengan susu segar,” tegasnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button