Hasil Produksi Kopi Luwak Desa Perangat Baru Ditawar Pengusaha Dari Bali
Foto : Bupati Kukar Edi Damansyah bersama petani di Desa Perangat Baru, Kecamatan Muara Badak. (Istimewa)
Bujurnews, KUTAI KARTANEGARA – Hasil Kopi Luwak yang berada di Desa Perangat Baru, Kecamatan Marangkayu, Kutai Kartanegara (Kukar) kini mulai dilirik pengusaha kopi, salah satunya dari Bali yang menawarkan harga cukup tinggi yakni Rp5 juta perkilonya.
“Kopi luwak ini memiliki kualitas dan citarasa khas sehingga memiliki harga jual yang tinggi sekitar 3,5 juta/kg dan bahkan menurut informasinya ada permintaan kopi luwak dari Bali dengan tawaran harga 5 juta/kg,” katanya Sekretaris BKPSDM Kukar, Suhada.
Menurutnya, pengembangan kopi luwak juga diintegrasikan dengan Pengembangan Agro Eduwisata, baik pada lahan masyarakat atau petani maupun lahan desa, dengan dukungan pihak swasta juga menjadi salah satu modal utama percepatan pengembangan kopi di Desa Perangat Baru antara lain Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) dan PT. Mahakan Sumber Jaya (MSJ) melalui Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP) telah banyak membantu sarana/prasarana termasuk pengembangan sumber daya manusia.
Beberapa bentuk bantuan dan fasilitasi dalam pengembangan kopi di Kabupaten Kutai Kartanegara yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten, antara lain, Pembangunan Rumah Produksi dan Lantai Jemur, Pengerasan jalan produksi sepanjang 500 meter, Sarana produksi antara lain bibit kopi pada tahun 2022 dan herbisida tahun 2023. Fasilitasi pengembangan SDM pengolah kopi (Barista) dengan sertifikasi nasional.
Kemudian Lanjutan pengerasan jalan produksi sepanjang 1.500 meter, Fasilitasi mesin sangria/roasting, Pembangunan embung, Pembangunan rest area, dan Penyusunan Master Plan Agro Eduwisata Berbasis Kopi Luwak.
“Saat ini kami juga sedang melakukan penjajakan kerjasama dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslikoka) Jember – Provinsi Kalimantan Timur,” ujarnya.
Ditambahkannya, Puslitkoka merupakan lembaga dibawah holding BUMN Perkebunan (PT. Riset Perkebunan Nusantara) yang memiliki banyak pengalaman dan hasil riset dalam pengembangan kopi dan kakao di Indonesia.
“Salah satu pusat pengembangan kakao rakyat berada di Desa Lung Anai Kecamatan Loa Kulu. Bahkan mereka sudah mulai melakukan pengolahan kakao menjadi permen cokelat. Dalam pengembangan kakao di Desa Lung Anai juga mendapat dukungan dari swasta,” terangnya. (Kar)