Serangan Drone dari Lebanon Tewaskan Dua Tentara Israel, Alarm Peringatan Tidak Berfungsi
Bujurnews – Sirene alarm peringatan serangan udara tidak menyala ketika 10 drone yang diluncurkan oleh kelompok Lebanon berhasil menembus sistem pertahanan Iron Dome dan menghantam sasaran di Horfish, Galilea, Israel Utara pada Rabu (5/6). Akibat serangan tersebut, dua tentara Israel tewas dan 24 lainnya terluka, termasuk lima dalam kondisi kritis dan tiga dalam kondisi serius.
Menurut laporan dari Channel 12 Israel, serangan drone yang mengejutkan ini menunjukkan kelemahan dalam sistem pertahanan udara Israel yang dikenal sangat canggih. Ketidakmampuan Iron Dome untuk mencegat drone ini menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas sistem tersebut dalam menghadapi ancaman drone yang semakin meningkat. Selain itu, kegagalan sirene alarm untuk memberikan peringatan dini memperburuk situasi, menyebabkan banyak tentara tidak siap menghadapi serangan.
Puluhan ribu pasukan cadangan Israel telah dipanggil untuk bersiap melancarkan serangan balasan. Israel Broadcasting Corporation melaporkan bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sedang menunggu keputusan dari pemerintah untuk mengambil tindakan terhadap pasukan Lebanon. Ketegangan di perbatasan antara Israel dan Lebanon meningkat setelah serangan ini, memperburuk situasi keamanan di wilayah tersebut.
Serangan ini juga menyoroti meningkatnya kemampuan kelompok-kelompok bersenjata di Lebanon dalam menggunakan teknologi drone untuk melancarkan serangan. Hal ini menjadi ancaman serius bagi keamanan Israel dan menambah kompleksitas dalam konflik yang sudah berlangsung lama di wilayah tersebut. Keputusan Israel untuk memobilisasi pasukan cadangan menandakan bahwa negara ini siap untuk melakukan tindakan tegas sebagai tanggapan atas serangan ini.
Situasi ini menarik perhatian internasional, dengan banyak negara dan organisasi internasional yang mengamati perkembangan tersebut dengan cermat. Serangan ini bukan hanya tantangan bagi keamanan Israel, tetapi juga bagi stabilitas regional yang sudah rapuh. Reaksi Israel dan tanggapan dari komunitas internasional akan menjadi penentu arah perkembangan konflik di masa depan.
Ketegangan yang meningkat ini menuntut upaya diplomatik yang intensif untuk mencegah eskalasi lebih lanjut. Peran mediasi dari negara-negara tetangga dan organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sangat penting untuk meredakan situasi dan mencari solusi damai. Namun, dengan korban jiwa dan kerusakan yang terjadi, jalan menuju perdamaian tampaknya semakin sulit dicapai. (*)