Bujurnews – Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pemimpin negara dan Partai Konservatif pada Jumat (5/7), setelah mengalami kekalahan telak dari Keir Starmer dan Partai Buruh. Pengumuman ini menjadi momen yang sangat emosional bagi Sunak dan para pendukungnya, yang harus menerima kenyataan pahit kekalahan dalam pemilu.
Namun, momen serius ini tiba-tiba menjadi sorotan karena ulah seorang bintang YouTube, Niko. Ketika Sunak sedang menyampaikan pidato perpisahannya kepada konstituennya, Niko muncul di belakangnya sambil memegang selembar kertas dengan huruf besar “L” yang berarti “loser” (pecundang). Tindakan ini jelas dimaksudkan untuk mengejek Sunak yang baru saja kalah dalam pemilu.
Niko, yang memiliki pengikut sebanyak 7,49 juta di platform X, mengklaim tanggung jawab atas lelucon tersebut. Dalam unggahannya, ia menulis, “Selamat tinggal Rishi, Pegang ini ‘L’.” Tindakan ini segera menjadi viral dan memicu berbagai reaksi dari netizen, mulai dari yang menganggapnya lucu hingga yang mengkritik sebagai tindakan yang tidak menghormati.
Pengunduran diri Sunak menandai akhir dari masa jabatan yang penuh tantangan dan kontroversi. Selama masa kepemimpinannya, ia menghadapi berbagai krisis, termasuk pandemi COVID-19, inflasi yang meningkat, dan ketegangan politik di dalam partainya sendiri. Kekalahan dari Partai Buruh menjadi pukulan terakhir yang tidak dapat ia atasi, sehingga memutuskan untuk mundur dan memberikan kesempatan kepada pemimpin baru.
Dalam pidato perpisahannya, Sunak mengucapkan terima kasih kepada semua pendukungnya dan menyatakan bahwa ia berharap yang terbaik untuk masa depan Inggris. “Saya merasa terhormat dapat melayani negara ini, dan saya berterima kasih atas dukungan yang diberikan kepada saya selama masa jabatan ini,” ucapnya.
Reaksi dari berbagai pihak terhadap pengunduran diri Sunak pun beragam. Keir Starmer, pemimpin Partai Buruh yang memenangkan pemilu, menyatakan harapannya untuk masa depan yang lebih baik bagi Inggris. “Kami berterima kasih kepada Rishi Sunak atas pelayanannya dan berharap dapat melanjutkan kerja sama demi kemajuan negara,” ujar Starmer dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, tindakan Niko yang membuat kejutan dalam momen penting tersebut menyoroti bagaimana era digital dan media sosial dapat mempengaruhi peristiwa politik besar. Banyak yang mempertanyakan etika di balik tindakan tersebut, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa Niko berhasil menarik perhatian publik dengan aksinya.
Secara keseluruhan, pengunduran diri Rishi Sunak menandai perubahan besar dalam politik Inggris. Dengan tantangan baru di depan, Inggris bersiap untuk menghadapi masa depan di bawah kepemimpinan yang baru, sementara kejadian ini akan diingat sebagai salah satu momen paling unik dalam sejarah politik modern Inggris. (*)