Video Viral Wamen ATR Raja Juli Memotong Omongan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Picu Kontroversi
Bujurnews – Sebuah video viral memperlihatkan Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) sekaligus politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli, memotong pembicaraan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, dalam sebuah konferensi pers. Momen ini terjadi saat konferensi pers di Ibu Kota Negara (IKN) yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden pada Senin (29/7).
Dikutip dari Tribun Bengkulu, insiden tersebut terjadi ketika Basuki Hadimuljono sedang menjawab pertanyaan wartawan terkait persiapan upacara HUT ke-79 Republik Indonesia di IKN. Di tengah-tengah penjelasannya, Raja Juli tiba-tiba menyela untuk menambahkan pernyataan, yang membuat suasana konferensi pers menjadi kurang nyaman.
Video tersebut dengan cepat menyebar di media sosial dan memicu berbagai reaksi dari netizen. Banyak yang menilai tindakan Raja Juli sebagai kurang sopan dan tidak menghargai Menteri PUPR yang sedang berbicara. Komentar-komentar negatif dan kritik terhadap etika berbicara dalam forum resmi pun bermunculan.
Namun, di sisi lain, ada juga yang mencoba memahami situasi tersebut sebagai momen yang tidak disengaja dan memerlukan klarifikasi lebih lanjut. Beberapa netizen berpendapat bahwa Raja Juli mungkin hanya bermaksud memberikan informasi tambahan yang dianggap penting.
Menanggapi viralnya video tersebut dan berbagai reaksi dari masyarakat, Raja Juli segera meminta maaf atas insiden tersebut. Melalui pernyataannya, ia meminta masyarakat untuk melihat video konferensi pers tersebut secara utuh agar memahami konteks yang sebenarnya. Raja Juli juga menegaskan bahwa tidak ada niat buruk dalam tindakannya dan ia sangat menghormati Menteri Basuki Hadimuljono.
Insiden ini menjadi pengingat pentingnya menjaga etika dalam komunikasi, terutama dalam forum-forum resmi yang melibatkan pejabat negara. Menyela pembicaraan tanpa izin dapat dianggap tidak sopan dan menimbulkan persepsi negatif, baik terhadap individu maupun instansi yang diwakilinya.
Kontroversi ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga etika dan sopan santun dalam setiap komunikasi, khususnya dalam acara resmi yang disaksikan oleh publik. Permintaan maaf dan klarifikasi dari Raja Juli diharapkan dapat meredakan ketegangan dan memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat mengenai insiden tersebut. Sementara itu, semua pihak diharapkan dapat mengambil pelajaran dari kejadian ini untuk menjaga profesionalisme dan keharmonisan dalam komunikasi di masa mendatang. (*)