Cut Intan Nabila Ungkap Kisah Kelam di Balik Kehidupan Selebgram: Korban KDRT dan Perselingkuhan
Bujurnews – Cut Intan Nabila, seorang selebgram berusia 23 tahun yang dikenal luas di media sosial, baru-baru ini mengungkapkan sisi kelam dari kehidupannya yang selama ini ia sembunyikan. Lahir pada 23 Maret 2001, Cut Intan awalnya adalah seorang atlet anggar yang berprestasi di tingkat nasional pada tahun 2018 saat masih duduk di bangku SMA. Namun, setelah lulus, ia memilih untuk fokus pada dunia media sosial dan menikah pada tahun 2019. Kini, ia adalah ibu dari tiga anak, dengan anak bungsunya baru saja lahir pada Juli 2024.
Di Instagram, Cut Intan kerap berbagi momen kebersamaan dengan anak-anaknya, termasuk cerita-cerita hangat tentang perjalanannya sebagai seorang ibu. Namun, di balik senyum dan kebahagiaan yang ia tampilkan, ternyata tersimpan kisah pilu yang selama ini ia pendam. Dalam sebuah unggahan yang mengejutkan banyak pihak, Cut Intan mengungkapkan bahwa dirinya telah lama menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan perselingkuhan dalam pernikahannya.
Dalam pengakuannya, Cut Intan menyatakan bahwa ini bukan kali pertama suaminya melakukan kekerasan. Ia bahkan memiliki banyak bukti video yang menunjukkan tindakan brutal tersebut. Meski telah berkali-kali memaafkan dan memberikan kesempatan, tidak ada perubahan yang terjadi dalam perilaku suaminya. Setelah bertahun-tahun mencoba untuk bertahan demi menjaga martabat keluarganya, Cut Intan akhirnya memilih untuk terbuka mengenai masalah rumah tangganya.
Pengakuan Cut Intan ini memicu simpati luas dari pengikutnya di media sosial. Banyak yang mendukung keputusannya untuk berbicara dan memberikan dukungan moral kepadanya. Kasus ini juga menjadi sorotan tentang pentingnya kesadaran dan penanganan terhadap kasus-kasus KDRT, terutama di kalangan publik figur yang sering kali merasa terjebak dalam citra yang harus dijaga.
Cut Intan Nabila kini memutuskan untuk fokus pada keselamatan dan kebahagiaan anak-anaknya, serta memperjuangkan haknya sebagai perempuan. Ungkapannya di media sosial ini bukan hanya sebagai bentuk keberanian, tetapi juga sebagai langkah awal untuk melawan ketidakadilan yang selama ini ia alami dalam diam. (*)