Megawati Soekarnoputri Tanggapi Julukan “Raja Jawa” dari Bahlil Lahadalia dengan Santai
Bujurnews – Ketua DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, memberikan tanggapan santai terkait julukan “Raja Jawa” yang dilontarkan oleh Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia. Dalam sambutannya di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2024), Megawati mengungkapkan bahwa dirinya mengetahui pernyataan tersebut saat sedang menikmati sarapan pagi.
“Saya biasanya langganan banyak koran. Terus saya selalu nanya, apa beritanya hari ini? Lalu ada yang bilang, ‘Ibu mesti dengar ini, Pak Bahlil ngomong soal Raja Jawa’. Terus saya ketawa dan bilang, ‘Wih, dia ngomong Raja Jawa ya?’,” ujar Megawati sambil tersenyum.
Megawati mengaku heran dengan penggunaan istilah tersebut oleh Bahlil, mengingat latar belakang budaya yang berbeda. “Kayak-kayaknya dia ngerti artinya ‘Raja Jawa’ gitu. Karena dia kan orang mana sih… NTT apa mana tuh? Makanya, saya sambil sarapan ketawa. Terus saya mikir, saya mau kenalan juga deh sama ‘Raja Jawanya’,” tambahnya dengan nada bercanda.
Mantan Presiden RI tersebut juga mempertanyakan asal muasal istilah “Raja Jawa” yang tiba-tiba mencuat dalam perbincangan politik. Menurutnya, penggunaan istilah tersebut terkesan aneh dan tidak pada tempatnya. “Saya jadi heran, kapan sih istilah itu muncul? Kok tiba-tiba jadi bahan omongan. Mungkin memang kondisi sekarang sudah gila kali ya,” ujarnya disambut tawa hadirin.
Pernyataan Megawati ini menunjukkan sikapnya yang tenang dan humoris dalam menanggapi berbagai dinamika politik yang terjadi. Ia memilih untuk tidak mengambil serius julukan tersebut dan malah menjadikannya sebagai bahan candaan ringan.
Sementara itu, pernyataan Bahlil Lahadalia mengenai “Raja Jawa” sebelumnya sempat memicu berbagai reaksi di media sosial dan kalangan politik. Beberapa pihak menilai pernyataan tersebut kurang tepat dan berpotensi menimbulkan kesalahpahaman. Hingga saat ini, Bahlil belum memberikan klarifikasi lebih lanjut terkait maksud dari ucapannya tersebut.
Situasi ini menggambarkan bagaimana isu-isu politik seringkali berkembang secara dinamis dan kadang diwarnai oleh pernyataan-pernyataan yang kontroversial. Sikap santai Megawati dalam merespons isu ini diharapkan dapat meredakan tensi dan mengembalikan fokus pada agenda-agenda politik yang lebih substantif dan konstruktif bagi bangsa dan negara. (*)