Prabowo Tingkatkan Kuota Rumah Subsidi, Ligwina Hananto Soroti Risiko Tenor 40 Tahun
Bujurnews – Presiden RI Prabowo Subianto merencanakan peningkatan kuota rumah subsidi (FLPP) menjadi 334 ribu unit per tahun sebagai bagian dari upaya memenuhi kebutuhan perumahan rakyat. Program ini memungkinkan masyarakat untuk memiliki hunian dengan cicilan ringan sebesar Rp 300 ribu per bulan, bunga 11 persen, dan tenor hingga 40 tahun.
Bonny Z. Minang, anggota Satgas Perumahan Prabowo, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk mengurangi beban keuangan masyarakat dengan menghadirkan cicilan bulanan yang terjangkau.
“Dengan cicilan yang lebih rendah, program ini diharapkan dapat meringankan beban bulanan, khususnya bagi keluarga berpenghasilan rendah,” ungkap Bonny.
Namun, program dengan tenor panjang ini juga menimbulkan perhatian dari para ahli keuangan. Ligwina Hananto, Lead Financial Trainer dari QM Financial, menyoroti beberapa kelemahan tenor hingga 40 tahun. Menurutnya, walaupun cicilan bulanan lebih rendah, periode cicilan yang begitu panjang bisa menjadi beban tersendiri bagi peminjam.
“Jika seseorang memulai cicilan di usia 25 tahun, maka baru bisa lunas di usia 65 tahun, yang sebenarnya sudah melewati masa pensiun di Indonesia yang berkisar antara usia 55-58 tahun,” papar Ligwina.
Ligwina juga menambahkan bahwa keterikatan utang dalam jangka panjang bisa mempengaruhi stabilitas keuangan keluarga dalam menghadapi kebutuhan mendesak lainnya, seperti biaya pendidikan anak dan kesehatan. Ia menyarankan agar peminjam mempertimbangkan dengan matang kemampuan mereka membayar dalam jangka panjang serta dampak finansial di masa pensiun.
Sementara itu, pemerintah berharap bahwa peningkatan kuota rumah subsidi ini dapat menjadi solusi bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki hunian yang layak dan terjangkau. Kebijakan ini pun disambut baik oleh beberapa pihak yang mengapresiasi upaya pemerintah dalam mendorong kepemilikan rumah yang lebih inklusif.
Dengan berbagai pandangan tersebut, pemerintah diharapkan dapat terus mengevaluasi skema pembiayaan rumah subsidi untuk memastikan bahwa program ini benar-benar meringankan masyarakat dan tetap mendukung keberlanjutan keuangan keluarga di masa depan. (ape)