Bujurnews, Samarinda – Banjir besar yang melanda kawasan Perumnas Bengkuring di Jalan Bengkuring Raya, Kelurahan Sempaja Timur, Samarinda, sejak Senin (27/1/2025), telah merendam 820 rumah dan berdampak pada 2.203 jiwa. Luapan Sungai Karang Mumus akibat tingginya limpasan air dari Bendungan Benanga di Lempake menjadi penyebab utama banjir ini.
Kepala Pelaksana BPBD Samarinda, Suwarso, menyampaikan bahwa ketinggian air di kawasan Bengkuring bervariasi antara 20 hingga 150 cm. “Ketinggian air di Waduk Benanga mencapai 8,07 meter, masuk kategori siaga. Namun, penurunan air terus berlangsung menuju daerah-daerah rendah di Samarinda seperti Betapus, Bengkuring, Perumahan Griya Mukti, hingga Pemuda,” ujar Suwarso, Selasa (28/1/2025).
Sebagai langkah tanggap darurat, BPBD Samarinda bersama BPBD Kaltim telah mendirikan dapur umum di lokasi bencana. “Dapur umum ini penting untuk memenuhi kebutuhan pangan warga terdampak,” tambahnya.
Suwarso menjelaskan bahwa banjir kali ini dipengaruhi oleh curah hujan tinggi, mencapai 115 mm di kawasan sekitar Bandara APT Pranoto dan 75 mm di eks Bandara Temindung, pada Minggu (26/1/2025). Faktor lain termasuk pasang air laut setinggi 2,5 meter dan penyempitan aliran sungai di beberapa titik, seperti di Karang Asam Kecil.
Berbagai wilayah di Samarinda juga dilaporkan tergenang banjir, di antaranya Lempake, Sungai Siring, Bukuan, Air Putih, Air Hitam, Lembuswana, Pramuka, Gerilya, Lempake Jaya, Brigjen Katamso, Loa Janan Ilir, Damai, Loa Bakung, Bukit Pinang, Karang Asam Ulu, dan Sungai Keledang.
Muhammad Riza, selaku pemilik usaha, turut pula menerima imbas dari banjir yang melanda Samarinda. Menurutnya, situasi berikut tidak terhindarkan terlebih di tengah musim hujan yang tak tentu.
“Operasional jadi terhambat, sedangkan kalau banjirnya masuk (ke outlet), kami jadi harus melakukan General Cleaning,” keluhnya.
Meski demikian, ia mengakui upaya Pemerintah Kota Samarinda untuk memperbaiki sistem drainase. Ia berharap efektifitas dari sistem drainase tersebut dapat dirasakan masyarakat dalam waktu dekat.
Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) IV Kaltim, Lesty Arlensietami, mengungkapkan bahwa elevasi tinggi muka air (TMA) Bendungan Benanga sempat mencapai 8,15 meter dan turun menjadi 8,05 meter pada Selasa (28/1/2025). “Kami terus memantau karena ada kemungkinan kenaikan elevasi di hulu sesuai prediksi BMKG,” ujar Lesty.
Lesty menjelaskan bahwa limpasan air di Bendungan Benanga berasal dari hulu Sungai Bawang, Sungai Siring, dan Sungai Pampang yang bermuara di Sungai Karang Mumus. Sebagai antisipasi, pintu air bendungan telah dibuka hingga 60 cm. “Kami tetap evaluasi langkah ini, terutama jika kondisi pasang air laut terjadi,” jelasnya.
Surat peringatan telah dikeluarkan oleh BBWS kepada Wali Kota Samarinda terkait potensi peningkatan debit air. Lesty menekankan pentingnya pemantauan struktur bendungan untuk mencegah kondisi darurat. “Kami harus mempertimbangkan dampak hulu dan hilir untuk memastikan mitigasi yang tepat,” katanya.
Masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai dan area rawan banjir diimbau tetap waspada terhadap potensi banjir susulan. “Kami bersama tim terus memantau perkembangan situasi di lapangan,” tutup Lesty. (ape/ja)