
Bujurnews, Kutai Timur – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Kutai Timur, Nora Ramadhani, mengungkapkan, harga cabe rawit di pasar telah mengalami kenaikan signifikan menjadi Rp150.000 per kilogram.
Kenaikan ini terjadi dalam waktu dua minggu, di mana harga awalnya sekitar Rp 80.000 per kilogram, kemudian naik menjadi Rp 120.000, dan akhirnya mencapai Rp150.000.
Norah mengatakan, faktor utama kenaikan harga tersebut adalah terhambatnya pasokan cabe rawit dari Sulawesi.
“Berdasarkan laporan dari provinsi, pasokan cabe rawit dari Sulawesi terhambat karena harus dibagi masukannya ke Surabaya yang mengalami gagal panen, kalau untuk daging sapi dan ayam itu masih normal, gada kenaikan,” jelas Nora Ramadani diruang kerjanya, Rabu (12/03/2025).
Akibatnya, distribusi cabe rawit di Kutai Timur menjadi terbatas, sehingga permintaan yang tinggi mendorong kenaikan harga. Meski demikian, Nora juga menilai hal ini membawa dampak positif bagi kesejahteraan petani lokal. Sebagian besar pasokan cabe rawit di wilayah tersebut berasal dari Kecamatan Kaubun, yang membuat harga yang tinggi menjadi keuntungan bagi petani setempat.
“Dari sisi kesejahteraan petani, kami senang. Harga yang tinggi menunjukkan petani kita makmur. Masyarakat juga tidak ada keluhan, selama barang tersedia di pasar, masyarakat tidak mengeluh karena yang penting mereka mendapatkan produk,” ujarnya.
Lebih lanjut, Nora juga mengatakan, kenaikan harga cabe rawit ini bersifat temporer atau sementara, pola kenaikan harga biasanya mengikuti hari besar keagamaan.
“Setelah Idulfitri, harga diperkirakan akan turun lagi, dan saat menjelang Idul Adha, naik kembali. Jadi, ini merupakan tren musiman yang biasa terjadi,” terangnya.
Untuk mengatasi kenaikan harga akibat pasokan yang terbatas, Pemerintah Daerah (Pemda) berupaya memastikan kecukupan pasokan barang, baik dari sumber lokal maupun impor.
“Kalau untuk mengatasinya itu tentu dengan mencukupkan pasokannya, biasanya harga naik pasokannya kurang. Nah, jadi kalau yang Pak Bupati kemarin katakan artinya jangan sampai naik lagi pasokannya dicukupi yang dari Sulawesi atau kalau ada yang lokal panennya. Justru kalau memang petani lokal harga cabenya tinggi bagus buat mereka, artinya kesejahteraan mereka bagus. Tapi sifatnya temporer saja yang begini, biasanya menjelang hari besar keagamaan nanti setelah Idulfitri akan turun lagi,” pungkasnya.(adl/ja)