
Bujurnews, Kutai Timur — Dalam Rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) ke-41 tahun 2025, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menggelar seminar bertajuk “Anak Hebat, Indonesia Kuat, Menuju Indonesia Emas 2045”. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Meranti, Kantor Bupati Kutim,Sangatta, Senin (27/07/2025).
Kepala DPPPA Kutim, Idham Cholid, dalam sambutannya menyampaikan bahwa seminar ini merupakan bagian dari rangkain kegiatan peringatan HAN yang dilaksanakan pihaknya pada tahun ini.
Tema seminar mengusung dua isu utama diantaranya cerdas digital dan dan stop perkawinan dini. Kedua topik ini diangkat sebagai respon terhadap tantangan besar yang dihadapi oleh anak-anak Indonesia.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, menunjukka. Bahwa 39,71% anak usia dini di Indonesia telah menggunakan telepon seluler. Selain itu, 35,57% dari anak usia dini tersebut juga sudah mengakses internet.
“Dan yang lebih memprihatinkan lagi data BPS tahun 2024, menunjukkan 5,88% anak usia 1 tahun sudah menggunakan ponsel,” imbuh Idham.
Menurutnya, fenomena ini menimbulkan kekhawatiran terkait potensi paparan anak terhadap konten negatif seperti pornografi dan judi online.
Selain itu, Idham juga menyoroti tingginya
Pernikahan dini di Kutim. Berdasarkan data Sistem Informasi Gender dan Anak (SIGA) Kalimantan Timur, tercatat sebanyak 47 kasus pernikahan dini di wilayah tersebut.
“Tapi pada praktek di lapangan saya yakin lebih besar daripada yang terdaftar di SIGA. Di Pengadilan Agama Kutim saja melaporkan tahun 2023, sebanyak 111 berkas yang mengajukan dispensasi nikah,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia menekankan bahwa kondisi tersebut memerlukan kesadaran bersama, terutama dari orang tua, guru dan masyarakat untuk mengontrol dan membimbing anak dalam menggunakan teknologi dengan bijak dan mencegah terjadinya pernikahan dini.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Kutim, yang diwakili oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra), Poniso Suryo Renggono menyampaikan bahwa tantangan anak-anak saat ini sangat kompleks, mulai dari kekerasan, pelecehan, pernikahan dini hingga penyalahgunaan teknologi.
“Untuk mewujudkan generasi tangguh menuju Indonesia Emas 2045, seluruh elemen bangsa ini harus bersatu menjaga dan memenuhi hak anak,” ujar Poniso.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya membangun karaktek anak sejak dini sebagai pondasi untuk mencetak generasi pemimpin masa depan yang berintegritas dan beretika.
“Kami, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur berharap dengan adanya seminar ini, diharapkan mampu menumbuhkan karakter anak, dan meningkatkan kesadaran melindungi dari segala bentuk ancaman,” pungkasnya.
(Irma/ja)