Bujurnews, Sangatta – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Timur (Disdikbud Kutim) resmi meluncurkan program baru di bidang pendidikan agama.
Mulai tahun pelajaran 2025 ini, seluruh sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di wilayah Sangatta Utara dan Sangatta Selatan akan melaksanakan dua jam pelajaran mengaji setiap minggu, tepatnya satu kali dalam hari sekolah.
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Pemkab Kutim untuk memperkuat karakter dan nilai-nilai religius peserta didik.
Kepala Disdikbud Kutim, Mulyono, menjelaskan bahwa kebijakan ini dilatarbelakangi oleh keinginan pemerintah daerah untuk memperkuat pendidikan spiritual siswa di tengah kemajuan teknologi dan perubahan sosial yang cepat.
“Kami ingin anak-anak Kutim tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga memiliki dasar moral yang kuat,” ujarnya.
Untuk mendukung pelaksanaan program tersebut, Pemkab Kutim bekerja sama dengan Universitas Surabaya (Ubaya) dalam proses rekrutmen dan pelatihan guru ngaji. Guru-guru ini akan ditempatkan di sekolah negeri maupun swasta dan mendapatkan gaji dari pemerintah daerah.
“Mereka direkrut secara profesional dan akan mendapat pembinaan rutin. Jadi tidak sekadar mengajar membaca Al-Qur’an, tapi juga menanamkan nilai-nilai akhlak dan karakter,” jelasnya.
Program ini juga tidak bersifat eksklusif bagi siswa muslim saja. Bagi siswa non-muslim, sekolah tetap menyediakan waktu dan pendampingan untuk kegiatan pembinaan keagamaan sesuai keyakinan masing-masing.
“Kami tidak membeda-bedakan. Untuk anak-anak Kristen, misalnya, ada juga pelajaran Alkitab, mereka nantinya akan dibimbing oleh pengawas sekolah dan tokoh gereja setempat,” tegasnya. (Adv/ma/ja)



