Bujurnews, Kutai Timur – Di hadapan 40 orang anggota Komisi Irigasi (Komir) Kutai Timur (Kutim) yang baru saja dilantik, Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman minta segera membuat rekayasa pemanfaatan air.
Awalnya, Ardiansyah menilai persoalan pembangunan irigasi di Kutim tidaklah sulit lantaran Kutim merupakan wilayah yang memiliki banyak sungai.
Namun kelemahannya, sungai atau sumber air tawar di Kutim juga telah dihuni oleh hewan buas yang bisa membahayakan manusia. Oleh sebab itu diperlukan rekayasa pemanfaatan air yang tepat guna.
“Memang perlu rekayasa, misalnya salah saru petani kita di Teluk Pandan sejak tahun 2008, lokasinya dekat dengan sungai, akhirnya irigasinya dibantu dengan mesin pompa air, karena tidak memiliki embung,” ungkap orang nomor satu di Kutim itu, Kamis (22/6/2023).
Ia menilai rekayasa pemanfaatan air diperlukan, apabila muara sungai dapat dimanfaatkan maka lebih mudah, tetapi manakala jika dirasa sulit dapat dilakukan di sungai yang terdekat dengan sistem mekanik.
Oleh sebab itu ia menugaskan Komir Kutim untuk merekayasa air, contohnya lagi di perkotaan Sangatta, aliran-aliran air yang di pinggir jalan harus terhubung dan sesuai alurnya sehingga tidak terjadi luapan ke badan jalan.
“Ini yang harus diperhatikan kita semua untuk merekayasa air ini, karena air kalau terlalu banyak menjadi persoalan, tapi kalau sesuai kebutuhan akan baik bagi kita,” ucapnya.
Di akhir sambutannya Ardiansyah cerita soal air, menariknya terkait tanggapan Anies Baswedan terhadap banjir yang melanda di Jakarta disebut parkir air, sehingga Anies beranggapan memerlukan terminal air agar air tidak sembarangan bermuara dan menyebabkan banjir.
Lalu Ardiansyah mengartikan terminal air yang dimaksud adalah tampungan air, misalnya Folder Ilham Maulana yang ada di Sangata Utara.
“Nah ini perlu dipetakan mana saja lokasi-lokasi yang perlu terminal air atau hanya butuh aliran air yang cepat agar tidak meluap,” terangnya. (Adv/Bjn-02/Ja)
