Bujurnews – Nora al-Matrooshi telah mencatat sejarah sebagai perempuan Arab pertama yang berhasil lulus dari program pelatihan untuk menjadi astronot. Seorang insinyur mesin terlatih yang sebelumnya bekerja di industri minyak, Al-Matrooshi merupakan salah satu dari dua kandidat astronot yang dipilih oleh Badan Antariksa Uni Emirat Arab (UAESA) pada tahun 2021.
Keberhasilan Al-Matrooshi menunjukkan bahwa hijab tidak menghalangi ambisinya untuk menjelajahi luar angkasa. Sebaliknya, ia menjadi inspirasi bagi Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) dalam mendesain jilbab untuk digunakan oleh astronot saat bertugas di luar angkasa.
Al-Matrooshi, seperti yang dikutip dari situs France24, menjelaskan bahwa NASA telah mengembangkan strategi yang memungkinkannya untuk tetap menutupi rambutnya saat menggunakan pakaian luar angkasa dan helm ikonik milik badan tersebut, yang dikenal secara resmi sebagai Extravehicular Mobility Unit (EMU).
Keberhasilan Al-Matrooshi bukan hanya merupakan pencapaian pribadi, tetapi juga merupakan tonggak penting dalam perjalanan eksplorasi antariksa bagi perempuan Arab. Dengan menjadi bagian dari program astronot, ia membuka jalan bagi perempuan Arab lainnya untuk mengikuti jejaknya dan mewujudkan mimpi mereka dalam dunia antariksa.
Prestasi Al-Matrooshi juga menggambarkan semangat inovasi dan kolaborasi lintas budaya antara Uni Emirat Arab dan lembaga antariksa internasional seperti NASA. Keberhasilannya tidak hanya membanggakan negaranya, tetapi juga menginspirasi jutaan perempuan di seluruh dunia untuk mengejar impian mereka tanpa terhalang oleh batasan apa pun.
Dengan berita tentang Nora al-Matrooshi, kita menyaksikan langkah penting dalam menciptakan inklusi dan keragaman dalam eksplorasi antariksa, serta memperkuat keyakinan bahwa ruang angkasa adalah tempat untuk semua orang, tanpa memandang latar belakang atau jenis kelamin. (*)
