KotaKutim

Anak Kecil Minta-minta di Jalan, Potret Kutai Timur Jelang Lebaran

Bujurnews, Kutai Timur – Di tengah keceriaan menjelang Hari Raya Idul Fitri, pemandangan miris justru terlihat di ruas jalan poros antar kecamatan di Kabupaten Kutai Timur. Tampak beberapa anak kecil berpanas-panasan di pinggir jalan untuk meminta uang atau makanan dari pengendara yang lewat.

Situasi ini disaksikan oleh Abd.R, salah satu warga yang melintas pada Senin (9/4/2024). Ia merasa prihatin melihat anak-anak kecil yang seharusnya menikmati momen lebaran bersama keluarga, malah harus turun ke jalan dan terpapar bahaya.

“Bagaimana solusinya anak-anak begini kok disuruh minta-minta di jalan, kehujanan. Ada nggak pihak yang berwenang bisa mengatasi ini?” ujar Abd.R.

Kondisi ini semakin memprihatinkan karena masih berlangsung hingga beberapa hari pasca lebaran, tepatnya sampai (H+3). Pantauan di lapangan pada Sabtu (13/4/2024), menunjukkan bahwa anak-anak laki-laki dan perempuan di bawah umur berdiri di pinggir aspal di tengah lalu lintas kendaraan yang padat di 3 titik berbeda di sepanjang jalan poros.

Mereka memilih lokasi di jalanan yang rusak dan berlubang, di mana lalu lintas kendaraan harus diperlambat dan silih berganti untuk lewat. Hal ini tentu membahayakan keselamatan mereka.

Di salah satu titik, terlihat dua anak perempuan berusia sekitar 7-10 tahun dengan pakaian lusuh. Kejadian ini diketahui telah berlangsung selama setahun terakhir. Bahkan, tak jarang ada orang dewasa yang mendampingi mereka.

Menanggapi situasi ini, Abd.R. menyatakan akan menyampaikannya kepada Dinas Perlindungan Anak dan Sosial.

Anggota DPRD Kutim, Hepnie Armansyah, turut prihatin dan menekankan bahwa turunnya anak-anak ke jalan bukan atas kemauan mereka sendiri, melainkan karena didikan orang dewasa di sekitar mereka.

“Janganlah begitu, nggak elok anak-anak kita diajarkan budaya seperti itu. Tidak mungkin anak-anak itu mau panas-panasan dipinggir jalan begitu kalo tidak ada yang suruh,” ujar Hepnie.

Ia mengimbau dinas terkait di pemerintah daerah untuk memberikan penegakan persuasif kepada pihak terkait, baik anak-anak maupun orang tuanya.

“Kami harap Dinas Sosial segera tangani masalah seperti itu, namun jangan dengan gaya represif,” imbaunya.

“Kalo ada teguran kan pasti ada reaksi dari mereka, jadi ini dimohon. Jangan sampailah budaya seperti itu menjalar ke anak-anak kita di Kutim ini,”pungkasnya.

Situasi ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap anak-anak yang kurang beruntung dan memastikan mereka mendapatkan hak-haknya, termasuk hak untuk hidup sejahtera dan terhindar dari bahaya.(adl/ja).

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button