Bujurnews – Kasus gondongan di Kabupaten Kutai Timur mengalami kenaikan sejak bulan Juli 2024 hingga Oktober 2024.
Berdasarkan data yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kutai Timur, Bahrani Hasanal bersama Pemegang Program Surveilans, Mariani Karim mengatakan pada Juli 2024 kasus gondongan terdapat 26 kasus. Kemudian pada bulan Agustus terjadi lonjakan yaitu terdapat 81 kasus gondongan. Peningkatan terbesar pada kasus ini terjadi pada bulan September dengan total 233 kasus.
“Kasus paling tinggi terjadi di bulan September 2024, dan di bulan Oktober ini kami mencatat 174 kasus yang terus bertambah,” ungkap Bahrani saat ditemui awak media belum lama ini.
Bahrani mengatakan penyakit gondongan disebabkan oleh virus, sebagian besar menyerang anak sekolah, yaitu ditingkat SD dan SMP. Penyakit ini lebih mudah menyerang anak-anak karena imun anak lebih rendah dibandingkan dengan orang dewasa.
“Meskipun orang dewasa juga ada yang kena, tetapi hanya 1 sampai 3 orang saja. kebanyakan menyerang anak-anak karena mereka memiliki imun yang lebih rendah ketimbang orang dewasa,” ujarnya.
Oleh karena itu, Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan setempat untuk menangani kasus penyakit ini yang telah meningkat sejak beberapa bulan belakangan ini.
Bagi siswa yang terjangkit penyakit tersebut diminta untuk isolasi mandiri dirumah atau diliburkan hingga pulih total guna mencegah penyebaran lebih lanjut.
“Penyakit ini menular melalui air liur, siswa yang terkena gondongan harus libur sekolah dan isolasi agar tidak menularkan kepada teman-temannya. Penyebaran bisa melalui droplet atau cipratan air liur,” tuturnya.
Adapun gejala gondongan ini meliputi demam, batuk, pilek, serta pembengkakan di kelenjar ludah yang membuat area telinga dan leher terlihat bengkak.
“Bentuk pencegahannya dapat dilakukan dengan menggunakan masker dan sering cuci tangan, karena ini kan virus jadi bisa menular melalui droplet atau cipratan air liur,” tutupnya. (mar/ja/ape)