KotaKutim

Jaga Stabilitas Pasokan dan Harga di Pasar, DTPHP Kutim Kembangkan Sentra Produksi Hortikultura

Bujurnews, Kutai Timur – Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) Kutai Timur terus mengembangkan hilirisasi komoditas hortikultura, khususnya cabai, tomat, dan bawang merah, guna menjaga stabilitas pasokan dan harga di pasar.

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Hortikultura DTPHP Kutai Timur, Wahyudi Nor, dalam wawancara di ruang kerjanya pada Selasa (11/02/2025).

Wahyudi mengungkapkan, harga cabai saat ini mengalami lonjakan akibat faktor cuaca dan meningkatnya permintaan konsumen.

“Harga cabai saat ini sedang tinggi, bukan hanya di Kutai Timur, tetapi juga di seluruh Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah kondisi iklim yang kurang mendukung, serta kebutuhan cabai yang masih bergantung pada pasokan dari Jawa dan Sulawesi,” ujar Wahyudi Nor.

Untuk mengatasi hal tersebut, DTPHP Kutim telah membentuk sentra produksi cabai di setiap kecamatan dan mendorong budidaya di tingkat rumah tangga melalui dasawisma.

“Nah, jadi kita sudah membuat beberapa program untuk pengendalian inflasi khususnya cabai ini, baik kita membuat sentra-sentra di masing-masing kecamatan, juga kita membuat untuk kegiatan dasawisma untuk pengendalian inflasi tingkat rumah tangga,” ungkapnya.

DTPHP juga telah mempelajari pola fluktuasi harga cabai yang dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu kondisi cuaca dan hari besar keagamaan.

“Kami menemukan bahwa dalam satu tahun, ada empat periode kenaikan harga, yaitu menjelang Ramadan dan Idul Fitri, Idul Adha, bulan Agustus, serta periode Maulid Nabi hingga Natal dan Tahun Baru,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi lonjakan harga, pemerintah daerah telah mengatur siklus tanam sejak Juli 2023.

“Kami mendorong petani menanam pada Agustus agar panennya bertepatan dengan momen permintaan tinggi di akhir tahun. Meskipun tidak 100% berhasil, tingkat keberhasilannya di atas 80%,” tambahnya.

Kendala utama dalam program ini adalah ketersediaan air saat musim kemarau.

“Saat kondisi kemarau kesulitan air, kami mencari lagi solusinya bagaimana agar petani itu bisa dapat air, ini kebetulan lagi di audit sama BPK tentang ketersediaan air tanah. Jadi pada sentra-sentra itu nanti kami cari sentra-sentra air tanah, sehingga pada saat saat kemarau pun petani masih bisa menyiram,” pungkasnya.(adl/ja)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button