
Bujurnews, Samarinda – Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud, menaruh perhatian serius terhadap pengendalian inflasi, terutama menjelang Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 1446 H. Menurutnya, ada empat faktor utama yang harus diperhatikan dalam upaya tersebut.
“Pertama, ketersediaan pangan, terutama beras. Kedua, distribusi yang harus didukung oleh infrastruktur jalan yang baik. Ketiga, harga yang terjangkau, dan keempat, komunikasi yang efektif,” ujar Gubernur saat memimpin High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Ruang Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur Kaltim, Senin (10/3/2025).
Dalam aspek ketersediaan pangan, khususnya beras, Gubernur menekankan pentingnya peran Bulog dalam menjaga stok beras. Pasalnya, masyarakat Kaltim sangat bergantung pada komoditas ini, terlebih dengan kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) yang dipastikan akan meningkatkan kebutuhan beras.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur menunjukkan bahwa produksi beras di Kaltim mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2019, produksi beras mencapai 146,88 ribu ton, kemudian meningkat menjadi 152,11 ribu ton pada 2020. Namun, produksi mengalami penurunan menjadi 139,25 ribu ton pada 2021, dan terus berkurang hingga 125,23 ribu ton pada 2023. Tahun 2024, produksi beras diperkirakan mencapai 133,36 ribu ton, sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Di sisi lain, konsumsi beras di Kaltim tetap tinggi. Sebagai gambaran, di Kabupaten Paser, tingkat konsumsi beras mencapai 113 kilogram per jiwa per tahun pada 2016, namun telah berhasil ditekan menjadi 89,9 kilogram per jiwa per tahun pada 2021 berkat upaya diversifikasi pangan. Tren ini menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan konsumsi, permintaan beras di Kaltim tetap besar dan perlu diimbangi dengan produksi yang memadai.
Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan, Kaltim harus mengoptimalkan lahan persawahan dengan memanfaatkan sungai-sungai yang ada, seperti Sungai Mahakam yang melintasi Kutai Kartanegara dan Kutai Barat, serta Sungai Longkali di Paser yang berbatasan dengan Penajam Paser Utara (PPU). Targetnya, panen di Kaltim tidak lagi hanya sekali setahun, melainkan dua hingga tiga kali dalam setahun.
Selain itu, Gubernur menekankan pentingnya distribusi yang lancar untuk menekan inflasi. Infrastruktur jalan yang baik menjadi kunci dalam memastikan distribusi pangan tetap stabil dan tidak mengalami keterlambatan.
“Keterlambatan distribusi juga berpotensi menyebabkan inflasi,” tegasnya.
Oleh karena itu, ia berkomitmen untuk memastikan seluruh jalan yang menghubungkan 10 kabupaten dan kota di Kaltim dalam kondisi baik. Infrastruktur yang memadai akan memperlancar distribusi barang dan mengurangi risiko inflasi. (ape/ja)