
Bujurnews, Samarinda — Pemerintah Kota Samarinda memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 dengan menggelar upacara di halaman parkir barat Balai Kota pada Jumat (2/5/2025). Kegiatan ini dipimpin oleh Wakil Wali Kota Samarinda, H. Syaefuddin Zuhri, dan dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah, perwakilan instansi pendidikan, serta para kepala sekolah dari tingkat TK hingga SMP.
Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota menekankan pentingnya Hardiknas sebagai momentum untuk memperkuat komitmen bersama dalam menjamin hak atas pendidikan yang berkualitas dan merata bagi seluruh lapisan masyarakat. Ia menegaskan bahwa pendidikan merupakan hak dasar yang dijamin oleh konstitusi dan tidak boleh diwarnai diskriminasi.
“Pendidikan adalah instrumen penting dalam membentuk karakter, membangun peradaban, dan membuka peluang mobilitas sosial,” ujarnya.
Ia juga menyinggung arah kebijakan nasional yang menempatkan pendidikan sebagai prioritas, termasuk upaya peningkatan kualitas guru, digitalisasi pembelajaran, serta revitalisasi infrastruktur pendidikan. Dalam konteks lokal, Pemerintah Kota Samarinda mendukung berbagai program yang diluncurkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, seperti Pembelajaran Mendalam, Tes Kemampuan Akademik (TKA), serta penguatan literasi digital dan karakter anak.
Data terkini menunjukkan bahwa jumlah peserta didik di Samarinda mencapai sekitar 135.000 siswa pada jenjang SD dan SMP. Sementara itu, total tenaga pendidik dari jenjang PAUD hingga SMP terdiri dari: ASN PNS guru: 3.811 orangASN PNS tenaga kependidikan: 108 orangTenaga pendidik non-PNS: 1.137 orangGuru non-ASN di sekolah negeri: 1.422 orangGuru di sekolah swasta: 2.693 orang.
Dengan demikian, rasio antara guru dan siswa di Samarinda adalah sekitar 1:14,7. Meskipun secara umum rasio ini masih dalam batas wajar, namun terdapat ketimpangan distribusi guru di beberapa sekolah, terutama di daerah pinggiran kota.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda, Asli Nuryadin di tahun lalu, sempat menjelaskan bahwa masih terdapat kekurangan sekitar 1.600 guru yang belum diangkat melalui skema Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Selain itu, setiap tahunnya terdapat sekitar 200 guru yang memasuki masa pensiun, yang menambah tantangan dalam memenuhi kebutuhan tenaga pendidik.
Sebagai bagian dari peringatan Hardiknas, Pemerintah Kota Samarinda juga memberikan penghargaan kepada para guru dan kepala sekolah berprestasi dari jenjang TK, SD, hingga SMP. Penghargaan tersebut diberikan dalam enam kategori, termasuk Guru dan Kepala Sekolah Gemilang. Penerima penghargaan dinilai berdasarkan dedikasi dan kontribusi mereka dalam pengembangan pendidikan di tingkat satuan pendidikan masing-masing.
Melalui peringatan ini, Pemerintah Kota Samarinda berharap kolaborasi antara berbagai pihak dapat semakin diperkuat untuk menciptakan sistem pendidikan yang inklusif dan bermutu. (ape/ja)