
Bujurnews, Kutim – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Timur (Disdikbud Kutim) tengah menyiapkan mekanisme khusus untuk menanggulangi permasalahan anak putus sekolah.
Upaya ini dilakukan agar anak-anak yang tidak melanjutkan pendidikan formal tetap bisa bersekolah melalui jalur nonformal, seperti program Paket A, B, dan C.
Kepala Disdikbud Kutim, Mulyono, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari proyek perubahan pemerintah daerah dalam penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) dengan berbagai tahapan dan strategi.
“Tahap pertama kita bicara soal data, memastikan data anak tidak sekolah benar-benar valid. Tahap kedua, mencegah agar anak-anak tidak putus sekolah. Tahap ketiga, memastikan anak yang sudah terlanjur putus sekolah tetap bisa belajar melalui jalur paket,” jelas Mulyono.
Selain memperkuat pendataan dan pendampingan, Mulyono juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam memastikan anak-anak tetap bersekolah.
“Kalau di wilayah yang terjangkau, saya yakin semua ingin sekolah. Sekarang seragam gratis, buku gratis, tidak ada SPP, bahkan sebagian dapat beasiswa. Jadi sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak sekolah,” ujarnya.
Ia berharap, dengan sinergi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat, tidak ada lagi anak di Kutai Timur yang tertinggal dari pendidikan.
Disdikbud Kutim menargetkan validasi data dan penyusunan mekanisme baru rampung pada akhir tahun 2025.
“Kita targetkan akhir tahun ini validasi datanya selesai,” pungkasnya. (Adv/ma/ja)




