AdvertorialKutimPemkab Kutim

Disdikbud Kutim Siapkan Guru Inklusi di Setiap Sekolah untuk Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Bujurnews, Kutim – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melangkah maju dalam pemerataan pendidikan dengan menyiapkan guru inklusi di setiap sekolah.

Program ini menjadi bagian penting dari strategi Pemkab Kutim untuk memastikan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) memperoleh hak pendidikan yang setara dengan siswa lainnya.

Kepala Disdikbud Kutim, Mulyono, menjelaskan bahwa langkah ini dilatarbelakangi keterbatasan jumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) di daerah tersebut.

“Kalau kita hanya mengandalkan SLB, jelas tidak akan sanggup. Kutim luas, sementara SLB hanya satu. Bagaimana anak-anak di Wahau, Sangkulirang, atau daerah lainnya bisa terlayani?” ujar Mulyono, di Sangatta.

Sebagai solusinya, Pemkab Kutim membangun sistem pendidikan inklusif di sekolah reguler, di mana ABK bisa belajar bersama teman-teman sebayanya dengan pendampingan guru inklusi.

“Kami siapkan SDM-nya dulu. Ada 191 guru yang sudah kami sekolahkan S2 inklusi di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY),” jelasnya.

Dengan program ini, pemerintah berharap seluruh sekolah di Kutim, dari tingkat SD hingga SMP, memiliki minimal satu guru inklusi yang memahami metode pengajaran bagi siswa berkebutuhan khusus.

“Minimal satu guru per sekolah, agar setiap anak tetap bisa belajar sesuai kemampuannya,” tambahnya.

Ia menekankan bahwa pendekatan inklusif bukan hanya soal fasilitas, tetapi juga perubahan pola pikir pendidikan.

Guru-guru inklusi dilatih untuk memahami karakteristik anak, menyesuaikan kurikulum, serta bekerja sama dengan orang tua dan guru kelas agar proses belajar berjalan optimal.

“Anak-anak istimewa ini tidak boleh dibiarkan. Mereka juga punya hak yang sama untuk berkembang,” ucapnya.

Selain menyiapkan tenaga pendidik khusus, Disdikbud Kutim juga merencanakan memperkuat infrastruktur pendukung, termasuk ruang belajar ramah disabilitas dan alat bantu pembelajaran.

“Kami ingin memastikan bahwa inklusi bukan hanya slogan. Harus ada ruang, alat, dan guru yang siap,” tutup Kepala Dinas Pendidikan. (Adv/ma/ja)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button