Kompetensi Digital Guru Kutim Terus Digenjot, Hampir 1.000 Tenaga Pendidik Ikut Pelatihan Google Certified

Bujurnews, Sangatta — Penguatan kapasitas digital bagi para tenaga pendidik di Kutai Timur (Kutim) memasuki tahap penting.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim melaporkan bahwa hampir 957 guru dan tenaga kependidikan kini telah mengikuti pelatihan Google Certified sebagai langkah menuju penerapan Sekolah Rujukan Google.
Sekretaris Disdikbud Kutim, Irma Yuwinda, mengatakan pelatihan ini merupakan syarat utama bagi 35 sekolah kandidat sebelum masuk ke proses akreditasi digital.
“Untuk tahap kedua, yang sebelumnya sekitar 100 lebih peserta, kini sudah hampir 957 tenaga pendidik dan kependidikan yang ikut. Totalnya sudah lumayan untuk 35 sekolah itu,” jelasnya.
Ia menegaskan seluruh pendidik wajib mengikuti Level Zero (L0) Certified Google, dan minimal 30 persen harus lulus Level 1 (L1) agar sekolah bisa ditetapkan sebagai Sekolah Rujukan Google.
Selain peningkatan kompetensi, kebutuhan perangkat digital juga menjadi fokus. Setiap sekolah diwajibkan menyediakan minimal 60 Chromebook untuk mendukung pembelajaran berbasis teknologi.
“Tantangan terbesar ada pada peningkatan kapasitas SDM. Guru harus melek digital, mulai dari Google Form, Google Sheet, Google Cloud, hingga fitur-fitur Workspace lainnya. Bahkan sudah ada pengembangan kecerdasan buatan dari Google yang harus dipahami,” ujar Irma.
Ia menilai digitalisasi pendidikan merupakan kebutuhan mendesak, mengingat peserta didik akan menghadapi era generasi emas dan bonus demografi pada 2035.
“Bayangkan jika kita tidak mulai membekali peserta didik dari sekarang, tentu generasi kita bisa tertinggal dari daerah lain yang lebih siap,” katanya.
Irma menyampaikan bahwa 100 persen guru dan siswa wajib memiliki akun belajar untuk mendukung pembelajaran digital yang terintegrasi.
Hal ini penting untuk menunjang implementasi kurikulum terbaru yang menekankan deep learning atau pembelajaran mendalam.
“Guru harus bisa menyajikan materi secara interaktif dan inovatif supaya tidak membosankan. Karena dalam pembelajaran mendalam, peserta didik harus benar-benar memahami konsep, bukan sekadar menghafal,” tegasnya.
Ia berharap peningkatan kompetensi digital ini mampu mendorong proses pembelajaran di Kutim menjadi lebih kreatif, interaktif, dan relevan dengan kebutuhan zaman. (Adv/ma/ja)




