Bujurnews – Sebuah komunitas bernama Anak Muda Kutai Timur (Kutim) berinisiatif untuk meningkatkan literasi anak-anak di Kutim melalui proyek bertajuk “Buka Buku”. Kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan minat baca anak-anak melalui metode yang inovatif dan inklusif ini berpusat di Taman Venus Bukit Pelangi, Sangatta Utara, Sabtu (11/5/2024) sore.
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, angka buta aksara di Indonesia usia 15-59 tahun tinggal 1,50 persen atau sekitar 2.666.859 orang. Jumlah ini menurun dibandingkan dengan data buta aksara tahun 2021 yaitu 1,56 persen atau sekitar 2.761.189 orang.
Dilansir dari situs BPS, Povinsi Kalimantan Timur (Kaltim) ada sekitar 1,03 persen. Walaupun terbilang kecil dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Tanah Air, namun tetap saja tindakan preventif perlu digalakkan.
Hal inilah yang dicoba untuk diterapkan oleh para kawula muda yang ada di Kutim. Sambil menyuarakan Kampanye Baca Tanpa Batas, mereka menyasar anak-anak yang sedang asyik bermain di sekitaran taman, terutama anak-anak para pedagang yang banyak ditemui di sekitar area tersebut.
“Kami ingin memberdayakan dan mengajarkan anak-anak membaca, memberikan pondasi yang kokoh untuk masa depan mereka,” ungkap Handi Wijaya, salah satu instruktur pada kegiatan ini.
Lebih lanjut, ia mengatakan ada sekitar 80 peserta yang mengikut kegiatan ini, dimana pesertanya terdiri dari anak-anak, teman-teman difabel yang sebagian besar tuna rungu, fasilitator serta orang tua/wali. Ada banyak kegiatan positif yang didapatkan oleh anak-anak ini, seperti mendongeng, senam bersama, fun games hingga penampilan tari.
Semua aspek kegiatan dirancang untuk memberikan pengalaman yang tak terlupakan sehingga anak-anak ini tidak bosan selama mengikuti rangkaian kegiatan yang ada. Selain itu, kegiatan ini juga dilengkapi dengan fasilitas bahasa isyarat penuh, memungkinkan teman-teman difabel tuna rungu untuk turut merasakan atmosfer kehangatan acara tersebut.
“Rangkaian kegiatan ini juga diimbangi dalam bahasa isyarat secara penuh untuk membantu teman-teman (difabel) tuna rungu sehingga bisa mengerti apa yang disampaikan selama acara berlangsung,” ucap Arum, selaku Ketua Komunitas Sunyi Bermakna (Sukma).
Dirinya berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut kedepannya dan mendapat dukungan dari pemerintah setempat, stakeholder dan masyarakat sekitar sehingga dapat terwujud ruang-ruang yang ramah anak dan ramah disabilitas.
“Tujuannya untuk memberikan hal positif serta mensupport kegiatan-kegiatan anak muda yang berfokus pada peningkatan literasi di Kabupaten Kutai Timur,” tuturnya kepada awak media.
Untuk diketahui, kegiatan yang mengangkat tema “Seni membangun keterampilan komunikasi melalui Kreativitas” ini merupakan kolaborasi dari beberapa komunitas, diantaranya komunitas Sunyi Bermakna (Sukma), komunitas Nasib baik, Komunitas Sangatta Membaca dan Rekan Mahasiswa dari STAIS Kutai Timur.(dd/ja)