Serangan Udara di Yaman: Jejak Jet Tempur AS dan Inggris Terungkap
Bujurnews – Flight trackers berhasil memantau pergerakan jet tempur Amerika Serikat dan Inggris yang melancarkan serangan di 13 lokasi di Yaman pada Jumat (31/5) malam. Serangan tersebut menewaskan setidaknya 16 warga sipil. Jet-jet ini terbang melalui wilayah udara Arab Saudi dan Mesir sebelum melancarkan serangan, menyoroti keterlibatan beberapa negara dalam konflik yang telah berlangsung lama di Yaman.
Menurut laporan, armada Angkatan Laut AS yang berada di Laut Merah mendapatkan pasokan ulang melalui pelabuhan Yanbu dan Jeddah di Arab Saudi serta Djibouti. Sementara itu, Angkatan Laut Kerajaan Inggris juga terpantau mengisi ulang di Ras Banas, Mesir. Kegiatan ini menunjukkan adanya dukungan logistik yang signifikan bagi operasi militer kedua negara di kawasan tersebut.
Serangan udara ini menambah panjang daftar kekerasan yang terjadi di Yaman, di mana konflik berkepanjangan telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah. Kelompok hak asasi manusia dan organisasi internasional terus mengecam serangan-serangan tersebut, yang sering kali berdampak pada warga sipil.
“Kami sangat prihatin dengan meningkatnya korban sipil akibat serangan udara ini,” kata seorang juru bicara organisasi kemanusiaan internasional. “Serangan yang tidak pandang bulu seperti ini hanya memperburuk penderitaan rakyat Yaman yang telah menderita terlalu lama.”
Dalam beberapa tahun terakhir, Yaman telah menjadi medan pertempuran antara berbagai kelompok yang didukung oleh kekuatan asing. Konflik ini melibatkan pemberontak Houthi yang didukung oleh Iran dan pasukan pemerintah Yaman yang didukung oleh koalisi pimpinan Saudi. Amerika Serikat dan Inggris, sebagai sekutu Saudi, telah memberikan dukungan militer dan logistik dalam konflik ini.
Penggunaan wilayah udara Arab Saudi dan Mesir oleh jet tempur AS dan Inggris menunjukkan adanya koordinasi yang ketat antara negara-negara tersebut dalam operasi militer di Yaman. Hal ini juga menyoroti kompleksitas geopolitik di kawasan Timur Tengah, di mana kepentingan berbagai negara saling bertabrakan dan mempengaruhi dinamika konflik yang terjadi.
Serangan udara terbaru ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk masyarakat internasional yang mendesak agar semua pihak yang terlibat dalam konflik Yaman segera mencari solusi damai. Resolusi damai dianggap sebagai satu-satunya jalan untuk mengakhiri penderitaan rakyat Yaman dan memulai proses rekonstruksi negara yang hancur akibat perang.
Kejadian ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai kebijakan luar negeri Amerika Serikat dan Inggris serta tanggung jawab mereka dalam konflik yang menyebabkan banyak korban jiwa di kalangan warga sipil. Para analis mengingatkan bahwa keberlanjutan dukungan militer terhadap konflik ini hanya akan memperpanjang penderitaan dan ketidakstabilan di kawasan tersebut.
Di tengah tekanan internasional yang meningkat, pemerintah Amerika Serikat dan Inggris diharapkan untuk mengevaluasi kembali keterlibatan mereka dalam konflik Yaman dan mencari cara yang lebih damai dan diplomatis untuk menyelesaikan krisis yang telah berlangsung bertahun-tahun ini. (*)