Opini

Mencintai Budaya Lokal Sejak Dini pada Masyarakat Kaltim: Investasi Masa Depan Kalimantan Timur

Penulis: Hairunnisa Husain
(Dosen Fisip Universitas Mulawarman-Mahasiswa Program Doktoral Komunikasi Pembangunan, FEMA-IPB University)

Bujurnews – Budaya lokal merupakan identitas yang mencerminkan jati diri suatu daerah. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan beragam bahasa, adat istiadat dan kaya akan nilai-nilai kearifan local yang dianut oleh masyarakatnya. Tidak terkecuali Kalimantan Timur yang memiliki kekayaan budaya yang beragam dan luar biasa, baik dari segi bahasa, seni, adat istiadat, hingga kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Seiring dengan perkembangan zaman dan pesatnya teknologi informasi, di era globalisasi dan modernisasi, banyak nilai-nilai budaya yang mulai tergeser oleh budaya luar. Untuk itu upaya menanamkan kecintaan terhadap budaya lokal sejak dini menjadi sebuah investasi jangka panjang bagi kelestarian budaya serta pembangunan sosial dan ekonomi di masa depan.

Kalimantan Timur dengan kekayaan alam dan budayanya yang melimpah, dihadapkan pada tantangan modernisasi yang semakin pesat. Di tengah arus globalisasi nilai-nilai luhur budaya lokal mulai tergerus dan cenderung ditinggalkan, ini lebih banyak terjadi di kalangan generasi muda. Pentingnya menanamkan kecintaan terhadap budaya lokal sejak dini merupakan investasi penting dalam menjaga keberlangsungan budaya lokal daerah ini. Menanamkan kecintaan terhadap budaya lokal sejak dini, tidak hanya melestarikan warisan leluhur, tetapi juga membangun generasi muda yang kuat, berkarakter, dan memiliki kontribusi positif bagi kemajuan daerah Kalimantan Timur.

Mencintai Budaya Lokal Penting, Mengapa?

Terdapat beberapa alasan kuat untuk menjawab pertanyaan ini dan diperlukan pula kajian mendalam untuk meyakinkan pentingnya mencintai budaya lokal, diantaranya adalah:

• Menunjukan identitas dan jati diri daerah.

Budaya lokal merupakan cerminan identitas suatu masyarakat, mengenal dan mencintai budaya sendiri, menjadikan generasi muda memiliki landasan yang kuat untuk memahami siapa mereka secara utuh dan dari mana mereka berasal. Hal ini penting di era globalisasi di mana budaya seringkali terancam karena ketidak pedulian generasi muda.

• Mengandung nilai-nilai luhur dan wajib di lestarikan.

Budaya lokal mengandung nilai-nilai luhur seperti gotong royong, toleransi, dan kearifan lokal lain yang diwariskan secara turun-temurun. Nilai-nilai ini merupakan panduan hidup bermasyarakat dan bernegara.

• Memiliki potensi dan nilai ekonomi.

Budaya lokal dapat menjadi daya tarik wisata yang unik dan berkelanjutan untuk pengembangan pariwisata berbasis budaya sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan membuka luas lapangan kerja untuk masyarakat lokal.

• Mengandung Kekayaan Intelektual.

Budaya lokal merupakan sumber kekayaan intelektual yang tak ternilai harganya. Kearifan lokal dan keterampilan masyarakat setempat dapat menjadi inovasi untuk kemajuan daerah.

Mencintai budaya lokal yang ditanamkan sejak dini bukan hanya tentang melestarikan warisan leluhur, tetapi juga menjadi investasi jangka panjang bagi masa depan Kalimantan Timur. Berbagai strategi yang melibatkan pendidikan, komunitas, teknologi, dan keluarga, akan membentuk generasi muda Kaltim untuk tumbuh menjadi individu yang bangga akan nilai budayanya serta berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan warisan budaya lokal. Dengan menanamkan kecintaan terhadap budaya lokal sejak dini, kita tidak hanya melestarikan warisan leluhur, tetapi juga membangun generasi muda yang kuat, berkarakter, dan memiliki kontribusi positif bagi kemajuan daerah khususnya di Kalimantan Timur.

Mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal ke dalam pendidikan anak usia dini adalah upaya melestarikan dan memahami serta mencintai budaya lokal sejak awal untuk anak-anak usia PAUD di Kalimantan Timur. Pendekatan ini tidak hanya menumbuhkan rasa identitas dan kepemilikan di antara anak-anak tetapi juga membekali mereka dengan pengetahuan dan apresiasi warisan budaya mereka. Berikut ini adalah uraian strategi integrasi budaya sejak dini, diantaranya adalah:

1. Penggabungan Budaya Lokal dalam Kurikulum

Mengangkat tema budaya.

Merancang dan menerapkan kurikulum ECE (Early Childhood Education) dapat mencakup tema budaya lokal, seperti tarian tradisional, pakaian, dan cerita rakyat, untuk menanamkan kecintaan pada warisan lokal.

Memberikan edukasi dan literasi budaya secara kontinyu.

Program seperti model ATIK (Amati, Tiru, Kerjakan) yang menekankan kegiatan yang mempromosikan literasi budaya, seperti mewarnai pakaian tradisional dan belajar tarian lokal.

2. Penggunaan Cerita Rakyat dan Keanekaragaman Hayati

Media cerita rakyat sebagai alat pembelajaran melalui story telling.

Cerita rakyat Kalimantan Timur dapat digunakan sebagai media untuk mengajarkan anak-anak tentang keanekaragaman hayati dan nilai-nilai budaya local serta meningkatkan hubungan mereka dengan lingkungan. Cerita-cerita tersebut dapat disampaikan dalam pembelajaran di sekolah melalui story telling yang menanarik dan atraktif.

Menanamkan dan memupuk kesadaran lingkungan melalui cerita.

Cerita yang menyoroti flora dan fauna lokal dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap pelestarian lingkungan alam.

3. Keterlibatan Masyarakat

Melibatkan keluarga dan komunitas dalam kegiatan budaya, seperti upacara tradisional, memperkuat nilai-nilai budaya dan mendorong anak-anak untuk berpartisipasi secara aktif.

Meskipun strategi ini efektif, penting untuk mengenali tantangan yang ditimbulkan oleh globalisasi dan seringkali mengarah pada bayangan budaya lokal oleh pengaruh asing. Menyeimbangkan pelestarian budaya lokal dengan paparan ide-ide global tetap menjadi pertimbangan penting bagi para pendidik dan pembuat kebijakan. Selain mencermati dan menjalankan strategi integrasi budaya diatas terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian utama untuk diterapkan secara konsisten dalam ruang lingkup yang lebih kecil tetapi memiliki dampak keberhasilan kedepan, yaitu penerapan pendidikan di rumah dan sekolah.

Orang tua memiliki peran utama dalam memperkenalkan budaya lokal kepada anak-anak sejak usia dini. Caranya antara lain adalah menceritakan dongeng rakyat (Kalimantan Timur), mengajarkan dan menggunakan bahasa daerah (Bahasa Kutai atau Bahasa Dayak), mengenalkan makanan khas, dan mengajak anak-anak dalam kegiatan adat (Erau, Belian, Dahau dan lain-lain), membuat konten kreatif yang menarik perhatian generasi muda untuk mengenal budaya mereka dengan cara yang lebih modern dan menarik.

Apa dampak positif bagi masa depan Kalimantan Timur?

Secara global terdapat keuntungan bagi daerah ketika mengupayakan kelestariannya lebih awal dengan menumbuh kembangkan kesadaran dan kecintaan pada budaya lokal sejak dini, daintaranya:

• Menciptakan kelestarian Budaya Lokal, dengan menanamkan kecintaan terhadap budaya sejak dini, tradisi dan kearifan lokal akan tetap terjaga dan tidak tergerus oleh modernisasi.

• Meningkatan sektor ekonomi kreatif, budaya lokal yang kuat dapat menjadi daya tarik wisata yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah, seperti pengembangan ekowisata berbasis budaya.

• Membentuk karakter dan identitas generasi muda, anak-anak yang mengenal budayanya sejak dini cenderung memiliki karakter yang kuat, percaya diri, dan mampu bersaing secara global tanpa kehilangan identitas mereka.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button