KotaKutim

Jelang Iduladha, Hewan Kurban di Kutim Wajib Karantina dan Vaksinasi untuk Cegah PMK

Bujurnews, Kutai Timur – Guna memastikan kesehatan hewan kurban di Iduladha 2025, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) memperketat pengawasan lalu lintas dan pemeriksaan kesehatan hewan kurban.

Langkah ini diambil untuk mengantisipasi potensi penyebaran penyakit hewan seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Lumpy Skin Disease (LSD), dan Jembrana.

“LSD itu penyakit seperti cacar yang bisa menular antar sapi, meskipun tidak menular ke manusia, tetap jadi perhatian serius. Maka dari itu, seluruh hewan kami lakukan vaksinisasi untuk mencegah penyebaran penyakit,” ujar Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DTPHP Kutim, Cut Meutia. Jum’at (28/04/2025).

Ia mengatakan seluruh hewan kurban yang masuk ke Kutai Timur wajib melalui masa karantina 14 hari di daerah asal, termasuk menjalani uji darah laboratorium.

“Setelah tiba di Kutai Timur, hewan-hewan tersebut langsung diperiksa kembali di Rumah Potong Hewan (RPH) oleh petugas setempat. Jika sapi sudah memenuhi kriteria kesehatan dan dinyatakan layak untuk disembelih, kami berikan kartu sehat yang menunjukkan bahwa hewan itu sudah diperiksa dengan baik,” jelasnya.

Lebih lanjut, pihaknya juga rutin melakukan vaksinasi PMK, LSD, dan Jembrana terhadap hewan kurban.

Sebab pemeriksaan fisik dan kelengkapan dokumen kesehatan menjadi syarat mutlak sebelum hewan diperjualbelikan atau dikurbankan.

“Biasanya kami sepekan sebelum Iduladha, tim kami 11 orang akan lalukan sidak diwilayah Sangatta Utara dan Sangatta Selatan. Mereka akan mengecek kelayakan hewan, kelengkapan dokumen, serta memverifikasi barcode identitas hewan yang berfungsi layaknya KTP,” tambahnya.

Adapun kriteria hewan kurban yang dinyatakan layak antara lain kondisi fisik sehat, tidak kurus, bulu tidak berdiri (tanda tidak cacingan), cuping hidung lembab, mata bersinar, dan nafsu makan baik.

“Jika bebas dari tanda-tanda penyakit, maka akan diberikan label kartu sehat. Namun, jika ditemukan hewan yang sakit atau stres akibat perjalanan, akan diisolasi hingga dinyatakan sembuh, dan tidak langsung dikurbankan apabila menjalani pengobatan,” tutupnya.(ma/ja)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button