
Bujurnews, Kutai Timur – Program Indonesia Pintar (PIP) di Kabupaten Kutai Timur terus mengalami peningkatan. Tahun 2025 mencatat peningkatan jumlah usulan penerima dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Irwan Usdiyono, perwakilan tim PIP, dalam acara serah terima bantuan beasiswa tahun 2024 yang digelar di SMK Negeri 2 Kelautan Sangatta Utara, Rabu (14/5/2025).
Irwan menjelaskan bahwa setiap tahun, Kutai Timur mendapatkan kuota 20.000 penerima PIP, namun realisasi penyalurannya masih jauh dari optimal.
“Tiap tahun sebenarnya kita mendapatkan kuota 20.000, tapi dalam pelaksanaannya baru mampu terserap sekitar 8.000. Untuk tahun 2024 ini, yang kita serahterimakan sekarang adalah jumlah yang sudah terserap tersebut,” ungkap Irwan.
Namun demikian, terdapat tren positif dalam pengajuan PIP tahun 2025. Hingga batas akhir pengusulan pada 10 Mei 2025, telah masuk 9.000 usulan, menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Sejak diluncurkan tujuh tahun lalu, Program Indonesia Pintar telah menyentuh lebih dari 1,15 juta siswa di seluruh Kalimantan Timur, dengan 37.000 siswa di antaranya berasal dari Kabupaten Kutim yang tersebar di 125 sekolah di seluruh kecamatan.
Meski demikian, Irwan mengakui masih ada sejumlah sekolah yang belum aktif mengajukan usulan PIP.
“Tidak semua sekolah mengusulkan karena masih banyak yang belum mendapatkan informasi terkait mekanisme pengajuan PIP. Ini menjadi tantangan kami untuk terus memperluas sosialisasi ke sekolah-sekolah,” ujarnya.
Rata-rata setiap sekolah mendapat jatah sekitar 400 penerima untuk tahap satu dan dua penyaluran. Irwan berharap ke depan akan lebih banyak sekolah yang aktif berpartisipasi agar kuota bantuan dari pemerintah pusat dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Sementara itu, Kepala SMKN 2 Sangatta Utara, Puji Astuti Rahayu Effendi, menegaskan bahwa proses pengajuan dan pencairan bantuan PIP dilakukan secara bertahap dan harus memenuhi standar administrasi.
“Kadang secara fakta anak itu layak, tapi karena berkasnya tidak lengkap, jadi tidak bisa diproses. Karena ini program pemerintah, tentu harus mengikuti standar administrasinya,” jelas Puji Astuti.
Puji juga menyoroti dampak positif PIP terhadap kondisi keuangan sekolah.
“Dengan adanya PIP, pembayaran SPP anak-anak jadi terbantu. Tingkat tunggakan menurun, dan operasional sekolah juga jadi lebih stabil. Ini sangat membantu sekali, terutama bagi orang tua dari kalangan ekonomi rendah,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa semakin banyak orang tua siswa yang kini menyadari manfaat program tersebut, sehingga jumlah pengusulan pun terus meningkat.
“Kalau dulu mungkin informasi masih minim. Tapi sekarang makin banyak orang tua yang tahu dan sadar bahwa bantuan ini benar-benar bisa mereka dapatkan,” tutupnya.(adl/ja)