KutimOpini

Pengelolaan Sampah Buruk, Butuh Solusi

HolistikOleh : Umi Salamah, S.Pd(Aktivis Muslimah & Pemerhati Generasi)

Bujurnews, Opini – Kota Samarinda, kembali menjadi sorotan. Hal itu terkait tata kelola sampah. Pasalnya Ibu kota Kalimantan Timur (Kaltim) itu masuk lima besar daerah dengan pengelolaan limbah domestik terburuk di Kaltim. Hal itu dibenarkan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltim, Anwar Sanusi.

Selain Samarinda, ada daerah lain seperti, Kutai Kartanegara, Berau, Kutai Timur, dan Kutai Barat yang sama-sama belum memenuhi standar nasional dalam sistem pengelolaan sampah. Kelimanya masih menggunakan metode open dumping atau pembuangan sampah secara terbuka, cara kuno yang sudah lama dilarang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). 07/07/2025 .

Darurat Sampah Persoalan sampah terus terjadi, tetapi minimnya penegakan hukum dan anggaran pengelolaan, menunjukkan kurang seriusnya pemerintah menyelesaikan permasalahan tersebut. Tumpukan sampah adalah bukti lalainya negara dan rendahnya kesadaran rakyat akan bahaya sampah. CEO dan founder Waste 4 Change, Mohamad Bijaksana Junerosano mengatakan, tidak adanya panduan yang jelas menyebabkan pengelolaan sampah menjadi tumpang tindih antara pemerintah dan pihak lainnya. 07/07/2025 (sulbar.tribunnews.com).

Berbagai terobosan untuk mengatasi masalah limbah sampah plastik pun tidak berhasil. Seorang jurnalis bernama Dandy Laksono berpendapat, ada dua hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi limbah sampah. Pertama, di level kultural.

Masyarakat setidaknya diedukasi mengurangi konsumsi plastik. Kedua, kebijakan politik. Penegakan hukum yang tegas harus dilakukan karena level kultural dan individu berdampak kecil. Dampak yang kecil bisa cepat dihabisi oleh sebuah kebijakan struktural. Jadi bukan hanya individunya yang harus sadar dan saleh, negara juga harus sadar dan saleh. Sebaliknya, negara yang tidak menerapkan sistem yang sahih (benar) tidak akan mampu menyolusikan masalah limbah sampah plastik. Oleh karena itu, limbah sampah plastik membutuhkan solusi yang holistik (menyeluruh). 07/07/2025 (muslimahnews.net).

Kritik Sistemis Ekonom kapitalis, Adam Smith menyatakan bahwa sifat konsumerisme manusia memiliki sisi positif. Gaya hidup ini dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat. Inilah sebab, masyarakat kapitalistik sulit memilah yang mana kebutuhan, dan mana keinginan karena dalam pandangan kapitalisme, apa pun yang manusia butuh harus dipenuhi tanpa kecuali.

Jika prinsip tersebut kita tarik dalam realitas peningkatan volume sampah, konsumerisme yang kian menggejala jelas berdampak langsung pada lingkungan. Di sisi lain, ada paradigma mendasar yang memerlukan kajian sistemis dalam tata kelola lingkungan kita.

Paradigma kapitalisme yang mengutamakan kepentingan korporasi adalah faktor yang menyulitkan niat untuk mewujudkan kelestarian lingkungan. Hasrat meraup keuntungan telah mengerdilkan kesadaran korporasi untuk memperhatikan lingkungan.

Manusia-manusia kapitalistik yang tidak mampu memilah kebutuhannya bertemu dengan hasrat meraup keuntungan sebanyak-banyaknya dari para korporat. Alhasil, niat baik aktivis lingkungan untuk meringankan beban bumi seolah menemui jalan buntu.Padahal, masalah lingkungan bukanlah masalah yang berdiri sendiri. Oleh karena itu, butuh kebijakan holistik yang mampu menuntaskan masalah lingkungan hingga ke akar-akarnya.

Dari tataran individu, masyarakat hingga negara. Sebab, kerusakan lingkungan yang berdampak pada krisis iklim ini bersifat holistik pula. Solusi HolistikSistem kapitalisme tidak memperhatikan kerusakan lingkungan dan memperdulikan keselamatan manusia.

Hal yang utama menjadi perhatian para penguasa dan pejabat dalam sistem ini ialah mendapatkan keuntungan dan terpenuhi kepentingannya saat berkuasa. Lemahnya inovasi untuk menyolusi masalah sampah plastik terbukti dari adanya kerja sama yang dilakukan sejumlah pemerintah daerah dengan asing dalam pengelolaan sampah.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button