
Bujurnews, Sangatta – Di tengah gejolak yang melanda bangsa, sekelompok pemuda di Kutai Timur (Kutim) memilih jalan damai untuk menyuarakan keprihatinan mereka.
Dengan menyalakan ratusan lilin, membaca puisi, dan berorasi secara tertib, mereka menyampaikan pesan bahwa Indonesia sedang tidak dalam kondisi baik dan membutuhkan kebersamaan untuk bangkit.
Aksi solidaritas yang berlangsung pada Minggu (31/8/2025) malam itu digagas oleh tujuh organisasi kepemudaan, termasuk Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kutim. Mereka juga mempersembahkan doa dan penghormatan untuk mendiang Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang meninggal dalam aksi unjuk rasa di Jakarta.
Ketua KNPI Kutim, Avivurahman, menyatakan bahwa aksi damai ini adalah bentuk kepedulian dan cara elegan dalam menyampaikan aspirasi.
“Kami tidak ingin konflik atau kerusuhan. Kami ingin damai. Kami ingin kepolisian menjadi benteng rakyat, bukan lawannya,” ucap Avivurahman dalam orasinya.
Tak hanya menyuarakan kritik, para pemuda juga menyatakan dukungan kepada aparat penegak hukum agar tegas terhadap oknum perusuh yang menodai perjuangan rakyat dalam aksi-aksi demonstrasi.
Di akhir orasinya, Avivurahman menyampaikan harapan besar kepada Kapolres Kutim.
“Kami meminta bantuan Kapolres untuk menjaga Bumi Etam ini agar tetap damai, aman dan tentram. Jangan sampai Kutim terpecah hanya karena perbedaan pandangan,” tambahnya.
Kapolres Kutim, AKBP Fauzan Arianto, yang hadir langsung dalam kegiatan itu, menyambut baik aspirasi tersebut. Ia mengapresiasi sikap pemuda Kutim yang memilih simbol lilin sebagai bentuk protes damai, bukan tindakan destruktif.
Momen saat ratusan lilin dinyalakan menjadi penanda kuat bahwa pemuda Kutim siap menjadi cahaya di tengah gelapnya situasi nasional. Sebuah aksi sederhana, tapi sarat makna. (Ma/)