
Bujurnews.com – Nepal menghadapi gejolak politik terburuk dalam beberapa dekade terakhir setelah lebih dari 50 orang tewas dalam bentrokan antara demonstran dan aparat kepolisian selama aksi protes antikorupsi yang meluas di berbagai kota.
Aksi protes awalnya dipicu oleh kebijakan pemerintah yang melarang penggunaan platform media sosial. Meski larangan tersebut dicabut pada Senin lalu, kemarahan publik sudah telanjur membesar hingga berubah menjadi gerakan nasional yang menuntut mundurnya Perdana Menteri KP Sharma Oli.
Tekanan massa akhirnya memaksa Oli mengundurkan diri. Sebagai langkah darurat, mantan Ketua Mahkamah Agung, Sushila Karki, ditunjuk sebagai perdana menteri sementara. Penunjukan ini menjadi sejarah baru karena Karki adalah perempuan pertama yang menduduki jabatan tersebut di Nepal.
Di sisi lain, partai-partai politik besar kini mendesak Presiden Ram Chandra Poudel untuk segera mengembalikan parlemen yang sebelumnya ia bubarkan. Desakan itu menambah tekanan politik terhadap kepresidenan di tengah krisis yang menguji stabilitas demokrasi Nepal. (*)