KotaKutim

Hingga Akhir Tahun Program Sawah 20 Ribu Hektare di Kutim Belum Berjalan Optimal

Bujurnews, Kutim – Rencana Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) untuk membuka lahan sawah baru seluas 20 ribu hektare belum dapat direalisasikan dalam waktu dekat.

Hingga kini, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) Kutim masih berkutat pada proses pendataan serta penelusuran lahan yang dinilai berpotensi untuk dikembangkan.

Kepala DTPHP Kutim, Dyah Ratnaningrum, menjelaskan bahwa tahap awal yang tengah dilakukan adalah mengidentifikasi lokasi-lokasi yang memungkinkan dijadikan kawasan persawahan.
Fokus utama saat ini masih tertuju pada pemenuhan target luasan 20 ribu hektare sesuai program daerah.

“Untuk penambahan luasan sawah, kami masih dalam tahap identifikasi lahan. Fokus kami sekarang masih di angka 20 ribu hektare tersebut,” jelas Dyah.

Menurutnya, tidak seluruh lahan yang terdata dapat langsung dimanfaatkan. Sejumlah lokasi berada di wilayah tanah adat, kawasan hutan lindung, maupun hutan produksi, sehingga memerlukan kajian mendalam sebelum diputuskan bisa digunakan atau tidak.

“Setelah lahan ditemukan, tentu harus dikaji terlebih dahulu. Karena tidak semua lahan itu statusnya sudah bersih dan jelas,” ujarnya.

Dyah menyebutkan, setelah proses kajian awal rampung, pihaknya akan membentuk tim lintas organisasi perangkat daerah (OPD). Tim tersebut akan melibatkan Bappeda, Dinas PUPR khususnya bidang tata ruang, serta Dinas Lingkungan Hidup untuk memastikan pemanfaatan lahan sesuai ketentuan yang berlaku.

Ia juga membuka peluang partisipasi masyarakat dalam mendukung program ini dengan memberikan informasi terkait keberadaan lahan kosong yang berpotensi dikembangkan. Namun, luas lahan yang diharapkan harus cukup signifikan.

“Kalau hanya satu atau dua hektare tentu belum bisa. Idealnya minimal 100 hingga 200 hektare atau lebih. Apa pun status lahannya, silakan informasikan dulu, nanti akan kami kaji,” katanya.

Terkait program Bupati Kutim mengenai penyiapan lahan sawah 20 ribu hektare, Dyah mengakui hingga akhir tahun ini pelaksanaannya belum berjalan maksimal. Beberapa lokasi memang sudah terdata, namun luasannya masih jauh dari target.

“Ada lokasi sekitar 1.500 hektare, ada juga yang 2 ribu hektare, tapi kalau ditotal belum mencapai 10 ribu hektare,” ungkapnya.

Meski demikian, Dyah optimistis progres akan lebih terlihat pada tahun mendatang. Ia berharap setidaknya separuh dari target lahan dapat diperoleh untuk kemudian masuk ke tahapan kajian lanjutan.

“Mudah-mudahan tahun depan kita bisa mengantongi minimal 10 ribu hektare lahan,” tutupnya. (Ma/ja)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button