Samarinda

Volume Sampah Harian Capai 600 Ton, Pemkot Samarinda Siapkan Pembangunan Insinerator

Bujurnews, Samarinda – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda tengah mempersiapkan pembangunan insinerator sebagai solusi untuk mengatasi volume sampah yang mencapai 600 ton per hari. Angka ini menunjukkan tren yang relatif stabil dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2019, volume sampah harian mencapai 601 ton; pada 2021, berkisar antara 400 hingga 600 ton per hari, pada 2023, 587,25 ton per hari, dan di 2024, kembali berada di angka 600 ton per hari, dengan 19 persen di antaranya merupakan sampah plastik atau anorganik.

Kepala Bidang Pengolahan Sampah dan Limbah B3 DLH Samarinda, Boy Leonardo Sianipar, menyebutkan bahwa proyek ini telah memasuki tahap perencanaan dan survei lokasi. Proses ini dilakukan bekerja sama BPKAD dan PUPR, dengan target pembangunan fisik dimulai tahun ini.

Insinerator direncanakan dibangun di sepuluh kecamatan. Namun, kendala lahan terbatas di Kecamatan Samarinda Kota membuat lokasi insinerator untuk wilayah tersebut kemungkinan akan dialihkan ke kecamatan lain.

“Kami ingin insinerator ditempatkan di lokasi yang cukup luas serta memiliki ‘comfort zone’ agar masyarakat tidak terganggu,” ujar Boy.

DLH juga menekankan pentingnya fasilitas pendukung di lokasi insinerator, seperti pemilahan sampah, pembuatan pupuk organik, serta pengembangan ulat magot untuk mengelola sampah organik. Hal ini relevan dengan fakta bahwa sampah organik mendominasi komposisi sampah di Samarinda, mencapai 62,90 persen, sedangkan sampah anorganik menyumbang 36,30 persen dan limbah B3 0,80 persen. Dari total sampah, sampah makanan (organik) menyumbang 59,30 persen, diikuti plastik (17,90 persen), kertas (12,93 persen), dan berbagai jenis sampah lainnya.

Saat ini, proyek insinerator telah mencapai 40 persen dalam tahap perencanaan desain, dengan anggaran yang telah diplot sekitar Rp 19 miliar atau Rp 1,9 miliar per kecamatan. Selain itu, DLH juga berupaya memanfaatkan sampah organik dengan berbagai inisiatif, seperti kerja sama dengan perusahaan Wasteplant dari Australia yang berencana mengelola sampah organik (sekitar 250 ton per hari) menjadi pupuk kompos cair di tahun 2022 lalu.

Pengelolaan insinerator akan berada di bawah DLH, dengan perekrutan pegawai baru yang akan dilatih khusus untuk mengoperasikan fasilitas tersebut.

Seiring dengan upaya ini, Pemkot Samarinda juga terus mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Saat ini, terdapat 94 bank sampah di Samarinda, yang telah berhasil mengurangi limbah rumah tangga hingga 343 kilogram per hari dan menghasilkan pendapatan tahunan dari pengolahan sampah sebesar Rp 220,4 juta. Selain itu, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Walikota Nomor 37 Tahun 2018 tentang Pengolahan dan Pemanfaatan Sampah Organik dengan Sistem Pengomposan, guna meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga.

Boy optimistis bahwa insinerator dapat menjadi solusi efektif dalam menangani permasalahan sampah di Samarinda, terutama jika didukung dengan upaya pengelolaan yang lebih baik serta kesadaran masyarakat dalam memilah sampah. (ape/ja)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button