Bujurnews.com, Sangatta- Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya solar terjadi di Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Kelangkaan Solar pun sudah terjadi sepekan terakhir.
Bahkan dengan langkanya BBM jenis solar itu berdampak langsung bagi operasional kendaraan pengangkut sampah milik Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kebersihan Sangatta Utara.
Kepala UPT Kebersihan Sangatta Utara M Muhafi menjelaskan jika sudah beberapa hari tidak mendapatkan BBM sehingga sampah pun tak terangkut secara maksimal. Tak adanya BBM di SPBU membuat para sopir pengangkut sampah terus mencari BBM di pengecer.
“Masalahnya BBM solar ini yang langka. Tapi kami tetap berupaya melakukan pengangkutan dalam artian kita ya cari-cari di pengecer. Permasalahannya di pengecer itu juga terbatas,” ujar Muhafi.
Berdasarkan estimasi harian, kebutuhan BBM untuk 1 rit truk pengangkut sampah untuk keliling kota hingga ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Batota, memerlukan hingga 12 liter per unitnya. Jika keadaan normal, dalam sehari yang dibagi dalam 4 regu, pihaknya dapat mengangkut sampah 2 rit per regu. Dengan estimasi sampah terangkut 8-9 ton (mobil lama) per rit, sementara untuk mobil baru kapasitas bak lebih kecil dengan perbandingan 1:3.
Dengan tidak beroperasinya armada UPT Kebersihan, maka perkiraan sampah di kota Sangatta yang tidak terangkut hingga 72 ton dalam sehari. Untuk saat ini, petugas hanya dapat merapikan sampah-sampah yang ada di sekitar TPS agar tidak berserakan.
Selain itu, pihaknya juga berharap adanya surat tertulis dari atasan kepada SPBU di kota Sangatta, agar kendaraan prasarana pelayanan tidak perlu antre jika nantinya ada BBM. Pasalnya, selama ini antrean solar mengular berkilo-kilo, dan itu memakan waktu petugas kebersihan.
“Kami berharap agar untuk kendaraan prasarana pelayanan seperti pengangkut sampah diutamakan karna kalau seperti ini akan berdampak sampah semakin menumpuk,” tutupnya. (kei/hdd)