
Bujurnews, Kutim – Upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Halaman Kantor Bupati Kutai Timur berlangsung khidmat, meskipun sempat diwarnai insiden teknis terkait tali bendera.
Pengibaran bendera yang dipimpin oleh Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) sempat mengalami kendala akibat adanya pergantian tali bendera yang tidak terkoordinasi.
Pelatih Paskibraka, Aiptu Wahyu Winarko, menjelaskan bahwa insiden tersebut hampir menyebabkan bendera gagal berkibar.
“Untungnya tadi pagi kami sempat cek tali yang terpasang. Kalau tidak, mungkin bisa lebih fatal,” ujar Aiptu Wahyu.
“Tali yang terpasang ternyata baru dan pengaitnya tidak sesuai yang seharusnya jantan dan betina, ini malah jantan dengan jantan. Jadi tidak bisa dikaitkan dengan benar,” jelasnya.
Menurutnya, tali tersebut diganti tanpa pemberitahuan kepada tim pelatih, yang sebelumnya sudah melakukan berbagai persiapan matang sejak latihan hingga gladi bersih.
“Kami tidak tahu siapa yang mengganti. Kemarin sore waktu dicek, masih tali yang lama. Tiba-tiba pagi ini sudah berganti. Mungkin dari pihak lain yang tidak paham sistemnya, asal mengganti saja,” tambahnya.
Beruntung, pelatih dan tim sempat melakukan patroli lapangan pagi hari sebelum upacara dimulai, sehingga sempat memperbaiki tali dan memastikan bendera tetap dapat dikibarkan.
Kepala Bidang Ideologi, Wawasan Kebangsaan, Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Agama Badan Kesbangpol Kutai Timur, Hapiah juga membenarkan adanya insiden tersebut.
“Kami semua cukup kaget. Karena selama 23 hari latihan, termasuk gladi kotor dan gladi bersih, semuanya berjalan lancar. Tali yang digunakan pun sama, tidak ada masalah. Pagi ini baru tahu bahwa tali sudah diganti,” ungkapnya.
Meski demikian, pihak pelatih dan panitia memastikan insiden ini tidak mengganggu mental para anggota Paskibraka yang tetap menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.
“Kami salut dengan adik-adik Paskibraka. Meski menghadapi tekanan, mereka tetap tampil maksimal. Ini juga jadi bagian dari pembentukan mental mereka dalam menghadapi situasi tak terduga,” kata Hapiah.
Insiden ini menjadi catatan penting bagi panitia dan pelatih untuk lebih memperketat koordinasi teknis ke depannya, terutama menjelang hari pelaksanaan.
“Ke depan, kami harap jika ada penggantian alat seperti tali, harus dikomunikasikan dengan pelatih. Ini bukan sekadar tali, tapi menyangkut kesiapan teknis dan mental anak-anak di lapangan,” tutup Aiptu Wahyu.
Meskipun sempat terkendala, bendera Merah Putih tetap berhasil dikibarkan dengan gagah, menjadi simbol semangat perjuangan dan nasionalisme generasi muda Kutai Timur.
Paskibraka dijadwalkan akan kembali bertugas dalam penurunan bendera sore nanti. (Ma/)