PENANGGULANGAN STUNTING JANGAN HANYA DI ATAS KERTAS
SAMARINDA – Wakil Gubernur H Hadi Mulyadi membuka kegiatan Penilaian Kinerja Kabupaten/Kota dalam rangka Konvergensi Percepatan Penanggulangan Stunting Tingkat Provinsi Kalimantan Timur di Crystal Ballroom Hotel Mercure Samarinda, Selasa (20/9/2022).
Wagub Hadi Mulyadi mengatakan bahwa konvergensi percepatan penanggulangan stunting merupakan upaya untuk mencetak generasi emas bagi bangsa Indonesia di 2045. Kondisi saat ini angka prevalensi stunting di Kaltim adalah 22,8 persen atau di atas rata-rata nasional 22,4 persen. Dan ditargetkan dapat turun sebanyak 14 persen pada 2024 mendatang.
“Jadi bukan hanya sekadar angka, itu biasa saja, tapi yang harus kita sadari adalah harus selalu berpikir melahirkan generasi emas, yaitu bagaimana anak-anak kita dalam tumbuh kembangnya bisa terbebas dari segala macam penyakit, salah satunya dari stunting,” kata Hadi Mulyadi yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Kaltim.
Hadi pun menyebut dalam dalam penanggulangan stunting fokus pada tiga sasaran, yaitu, pertama adalah anak-anak remaja pra nikah, jadi bagaimana memastikan remaja yang benar-benar siap menikah baik dari segi umur, fisik, hingga psikis. Kedua, ibu-ibu muda yang sedang hamil. Dan ketiga adalah tumbuh kembang anak balita atau usia dini.
“Ini bukan pekerjaan sederhana, ini pekerjaan luar biasa. Kita harus mencetak generasi emas di 2045 atau saat 100 tahun Indonesia merdeka. Ini harus kita siapkan dari sekarang. Dengan membebaskan Kaltim dari stunting. Insyaallah saya yakin 10 kabupaten/kota siap bekerja bersama dengan seluruh stakeholder terkait untuk mewujudkannya. Jadi ini jangan hanya program di atas kertas, tetapi bagaimana program tersebut di lapangan terlaksana dengan baik,” pungkasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Dr Jaya Mualimin mengungkapkan pada pertemuan ini diserahkan penghargaan kepada enam kabupaten/kota yang sudah melaksanakan 8 aksi konvergensi penurunan stunting, yaitu analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, perwali/perbup tentang peran desa/kelurahan, pembinaan kader pembangunan manusia, sistem manajemen data stunting, pengukuran dan publikasi data stunting, serta reviu kinerja tahunan.
“Untuk peringkat 1 diraih Kota Samarinda dengan nilai 50, peringkat kedua Kabupaten Kutai Kartanegara (49), peringkat ketiga Kabupaten Penajam Paser Utara (47), peringkat keempat Kota Balikpapan (44), peringkat kelima Kabupaten Kutai Barat (43) dan peringkat keenam Kabupaten Kutai Timur (41),” ungkap Jaya Mualimin.
Tampak hadir Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim Sunarto, Kepala Bappeda Kaltim Prof HM Aswin, Kepala Dinsos Kaltim Norhayati US dan Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Siti Farisya Yana, perwakilan DKP3A, DPMPD, Disdikbud, Dinas PUPR dan Pera, serta perwakilan instansi terkait dari 10 kabupaten/kota se-Kaltim. (rz/adv/kominfokaltim)