Bujurnews.com, Sangatta – PT Kaltim Prima Coal (KPC) kembali melanjutkan program Corporate Social Responsibility (CSR), yang berupa peresmian pusat pembibitan unggas lokal Kutai Timur, yang dibangun pada lahan pasca tambang D2 Murung, samping Peternakan Sapi Terpadu (PESAT), Kabo Jaya.
Masih dalam suasana HUT Kutim Ke-22, Rabu (13/10/2021), peresmian pusat pembibitan unggas lokal diketahui berkapasitas 6.000 ekor indukan, dengan target produksi 20.000 Ekor DOC/bulan, yang menghabiskan anggaran CSR, Rp 3,2 miliar.
Program bibit unggas lokal ini telah dirintis sejak tahun 2019 lalu, melalui MoU antara KPC dan Pemkab Kutim, dengan No. L026/ESD/BCRD/III/2017.
Hadir dalam peresmian tersebut, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman didampingi Wakil Bupati Kasmidi Bulang, dalam sambutannya mengatakan peresmian pusat
pembibitan unggas lokal ini, ibarat mendapat durian montong jatuh.
“Adanya breeding farm KPC ini, serasa
kejatuhan durian montong. Alhamdulillah ini sebagai salah satu sarama agar masyarakat bisa mengembangkan peternakan ayam kampung. Saya meyakini ini akan menjadi Pusat Pembibitan yang sukses dan besar,” kata Ardiansyah.
Menurutnya, bukan hal mudah bisa membangun Pusat Pembibitan Unggas Lokal (breeding farm). “Program saya adalah membangun masyarakat ternak mandiri, namun tantanganganya macam-
macam dan sangat berliku-liku, bahkan ada mafia dan lainnya,”ucapnya.
Mewakili pihak KPC turut dalam peresmian, Operating Officer (COO) Muhammad Rudy, General Manager External Affairs and Sustainable Development (ESD) Wawan Setiawan, serta hadir pula Dinas Peternakan Provinsi Kaltim Rofik ST MT, Sekretaris Himpunan Peternak Unggas Lokal (HIMPULI) Kaltim Andrie Yuniarsa dan PT Yakin Sukses Bersama (YSB) selaku operator dilapangan.
Apresiasi yang sama disampaikan juga oleh H. Rofik ST MT, dari Dinas Peternakan Kaltim. “Sungguh apresiasi yang luar biasa, sebab membangun breeding farm ini tidak mudah. Kami sudah mencanangkan ini sejak lama, nanum belum terealisasi. Alhamdulillah, kami ucapkan terima kasih kepada KPC, dan memang ini satu-satunya di Kaltim,” kata Rofik.
Sekretaris Jenderal HIMPULI Kaltim Andrie Yuniarsa mengakui, selama ini peternak mendapat DOC yang mahal dan juga langka. “Selama ini 100 persen DOC disuplai dari luar Kaltim dan harganya menjadi mahal dan langka.Breeding farm ini adalah cita-cita kami dan alhamdulillah KPC bisa menyediakannya,” kata Andrie.
Chief Operating Officer (COO) KPC Muhammad Rudy mengatakan, sudah lama mengidam-
idamkan adanya Pusat Pembibitan Unggas Lokal dan baru terealisasi saat ini. “Ini sudah lama
kami idam-idamkan. Saya yakin jika ini kita kembangkan bisa menjadi ujung tombak
perekonomian Kutai Timur,” kata Rudy.
Rudy mengajak semua stakeholders peternakan agar bersama-sama meningkatkan produksi unggas lokal. “Mari kita kerjasama untuk meningkatkan produksi unggas lokal. Apalagi Ibukota Negara di Kaltim, Semoga nanti Kutim bisa menjadi sentra ayam kampung saat IKN sudah ada,”
kata Rudy.
Pembangunan Pusat Pembibitan Unggas Lokal Kutai Timur adalah jawaban atas persoalan kelangkaan serta mahalnya DOC yang dibeli para peternak Kutai Timur. GM ESD Wawan Setiawan mengatakan, komitmen CSR KPC untuk menghadirkan bibit unggas lokal (ayam kampung) yang terjangkau oleh peternak Kutim.
“Menurut hitungan kami, keberadaan Pusat Pembibitan Unggas Lokal ini bisa menekan harga DOC antara 30-40 persen di tingkat peternak. Ini tentu nilai yang sangat besar, sehingga kami harapkan, usaha peternakan di masyarakat bisa memberi keuntungan lebih tinggi, sehingga masyarakat bisa mandiri dan sejahtera,” kata Wawan.
Wawan menambahkan, peresmian breeding farm ini menjadi kado istimewah bagi ulang tahun ke 22 Kutai Timur. “Kami jadikan program ini sebagai kado istimewah bagi ulang tahun ke 22
Kutai Timur,” kata Wawan.
Pembangunan Pusat Pembibitan Unggas Lokal sendiri telah menelan biaya CSR KPC mencapai Rp 3,2 miliar. Anggaran tersebut digunakan untuk membangun sarana dan prasarana, berupa dua unit kandang masing-masing berkapasitas 3000 ekor indukan, satu unit hatchery (tempat
pengeraman dan penetasan), tiga mesin pengeraman dan satu mesin penetasan berkapasitas 10 ribu butir telur.
Kawasan seluas satu hektar itu juga dilengkapi dengan satu unit bangunan untuk perkantoran dan gudang pakan, dan dua unit fasilitas biosecurity.
Pada program ini, KPC akan bekerjasama
dengan dengan Yayasan Sangatta Baru (YSB), PT Yakin Sukses Bersama, dan PT Sumber Ungas Indonesia.
Jenis ayam yang dikembangkan di kawasan pusat pembibitan unggas lokal KPC adalah Ayam Sentul dengan sertifikasi Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Indonesia. (Bujurnews.com)