Mahasiswa KKN 60 FKIP UNS Gelar Proker Pembuatan Scrunchie Bersama PKK dan Remaja di RW 5 Kauman

Bujurnews, Surakarta – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 60 FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar pelatihan pembuatan scrunchie bersama tim PKK dan remaja RW 05 Kelurahan Kauman, Pasar Kliwon, Kota Surakarta.
Sebanyak 10 orang mahasiswa Kelompok 60 FKIP UNS mendapat tempat KKN di Kelurahan Kauman, Pasar Kliwon, Kota Surakarta.
Salah satu program yang menarik dan dinilai masih kekinian, Kelompok 60 KKN FKIP UNS memiliki program khusus yang menyasar kepada kelompok PKK dan remaja putri di Kelurahan Kauman, Pasar Kliwon, Kota Surakarta.
“Kami mengadakan kegiatan pembuatan scrunchie dengan target sasaran kepada ibu-ibu PKK dan remaja putri di sini,” ungkap Ketua Kelompok 60 KKN FKIP UNS, Tafsirul Wakhid Alhakiki, Sabtu (26/8/2023).
Lanjutnya, kegiatan tersebut digelar pada Selasa (8/8/2023) lalu dengan mamanfaatkan kain perca atau kain sisa pembuatan batik.

Ia menilai hal itu sangat berguna sebab di Keluraham Kauman mayoritas penduduknya pengrajin batik.Harapannya, kain-kain sisa produksi batik masih bisa dimanfaatkan untuk produksi ikat rambut yang kekinian alias scrunchie.
Selain itu, scrunchie yang dihasilkan dari sisa pembuatan pakaian batik dapat dijual dan memiliki harga ekonomi tersendiri.
Sementara itu, Penanggungjawab Program Scrunchie Kelompok 60 KKN UNS, Enny Bogy Apriliani menambahkan bahwa tujuan dari kegiatan tersebut untuk meningkatkan kreativitas ibu ibu dan remaja putri di Kelurahan Kauman.
“Dan juga agar sisa-sisa kain perca batik bisa digunakan lagi dengan dibuat menjadi scrunchie,” imbuhnya.
Ia juga menjelaskan bahan-bahan yaang diperlukan untuk membuat scrunchie diantaranya kain perca batik, karet elastis, jarum jahit, benang, dan peniti.
Tak lupa, ia juga memberikan penjelasan terkait langkah-langkah pembuatan scrunchie, pertama menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu lalu memotong kain sepanjang 80 centimeter dan karet elastis sepanjang 20 centimeter.
Lalu, lipat kain menjadi 2 dengan arah memanjang dengan bagian dalam berada di luar. Setelah itu jahit sepanjang sisi kain, tapi tidak perlu sampai ujung.
“Balik kain sehingga bagian kain yang pudar berada di bagian dalam. Jangan lupa rapikan kedua sisi kain sebelumnya menjahitnya,” urainya.
Kemudian, kata dia, satukan kedua sisi kain yang lebar dan berikan jarum pentul untuk menjaga supaya bagian tersebut tidak terlepas.
Langkah selanjutnya, jahit kedua sisi yang sudah disatukan tadi dan sisakan sedikit ruang untuk memasukkan karet elastis ke dalam scrunchie.
Memasukkan karet elastis bisa menggunkan peniti dan simpulkan kedua ujung tali karet.
“Terakhir jahit lubang tadi hingga scrunchie tertutup dengan sempurna,” imbuhnya.
Dikonfirmasi secara terpisah, Ibu RT 02 RW 05 Kelurahan Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta, Wiwid Lestari sanggat mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh Kelompok 60 KKN FKIP UNS tersebut.
Sebab, ibu-ibu PKK dan remaja di wilayahnya menjadi lebih paham dalam memanfaatkan kain perca batik yang selama ini dinilai kurang bermanfaat.
“Kegiatannya sangat bermanfaat, ibu-ibu jadi lebih paham dalam membuat sisa kain perca menjadi scrunchie dan bisa mengisi waktu luang ibu-ibu serta remaja disini,” ucapnya singkat.
Untuk diketahui, Kelompok 60 KKN FKIP UNS berada di bawah bimbingan Dr. Tri Murwaningsih dengan beranggotakan 10 mahasiswa diantanya Tafsirul Wakhid Alhakiki, Bayu Nugraha, Nurul Firdaus, Enny Bogy Apriliani, Ratih Friska Dwi Andini, Annisa Firohmatillah, Illahika Qurotul Isnaini, Anissa Nur Safitri, Sofiyatul Mahrusoh, dan Jauza Albasitha Mulyanto Putri.